Diakuisisi Semen Indonesia, Saham Holcim Melejit 6,04 Persen
CNN Indonesia
Selasa, 13 Nov 2018 12:55 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Ilustrasi bisnis Holcim. (www.holcim.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT HolcimIndonesia Tbk (SMCB) melejit hingga 6,04 persen atau 115 poin ke level Rp2.020 per saham jelang penutupan pasar saham sesi I hari ini, Selasa (13/11). Hal itu terjadi usai pemberitaan mengenai aksi korporasi PTSemen Indonesia Tbk (SMGR) yang mengakuisisi saham Holcim Indonesia sebesar 80,6 persen mencuat ke publik.
Padahal, harga saham Holcim Indonesia pada penutupan kemarin sore masih di level Rp1.905 per saham atau hanya menguat tipis 0,26 persen. Namun, sejak pagi hingga siang ini harga saham sudah bergerak dalam rentang Rp1.940-Rp2.100 per saham.
Di sisi lain, saham Semen Indonesia justru terkoreksi lebih dari satu persen sejak pagi hingga menyentuh level terendahnya sepanjang hari ini di level Rp9.025 per saham pada pukul 09.25 WIB. Beruntung, saat ini harga saham Semen Indonesia mulai merangkak dengan penguatan tipis 0,82 persen ke level Rp9.225 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengungkapkan pergerakan saham Semen Indonesia yang berbanding terbalik dengan perusahaan yang diakuisisinya bukan berarti mengartikan pelaku pasar pesimis dengan aksi korporasi Semen Indonesia. Menurutnya, pelaku pasar hanya sedang menghitung saja keuntungan yang diraih Semen Indonesia usai mengakuisisi Holcim Indonesia.
"Pasar lagi menghitung biaya dan keuntungan untuk Semen Indonesia seperti apa, pengaruh ke fundamental perusahaan atau tidak, setelah akuisisi nanti akan seperti apa," papar Wafi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/11).
Bila semua itu sudah jelas, Wafi meyakini harga saham Semen Indonesia akan kembali normal. Namun, ia berpendapat sentimen aksi korporasi Semen Indonesia yang mengakuisisi sebagian besar saham Holcim Indonesia hanya bersifat sementara.
Terkait kenaikan saham Holcim Indonesia, Analis Binaartha Sekuritas menyebut sebenarnya sudah terjadi aksi ambil untung (profit taking) pada saham tersebut. Sebab, sebelumnya Holcim Indonesia sudah naik cukup tinggi.
Foto: www.holcim.com
"(Walaupun sekarang naik) tetap saja sudah menunjukkan profit taking," tutur Nafan.
Kemudian, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat kinerja keuangan Semen Indonesia bisa saja naik tinggi pasca akuisisi Holcim Indonesia. Ini lantaran Semen Indonesia bisa semakin menguasai pasar semen di Indonesia, sehingga potensi untuk mengerek penjualan terbuka lebar.
"Holcim Indonesia memiliki pangsa pasar 15 persen dan Semen Indonesia 40 persen. Jadi kalau digabung bisa memonopoli harga pasar dengan pangsa pasar 55 persen," terang Lanjar.
Diketahui, Semen Indonesia akan menggunakan dana pinjaman sindikasi sejumlah perbankan dalam mengambilalih sebagian saham Holcim Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu membutuhkan dana senilai US$917 juta atau sekitar Rp13,6 triliun (asumsi kurs Rp14.820 per dolar AS).
Perusahaan telah menandatangani perjanjian fasilitas dengan sejumlah bank asing senilai US$1,28 miliar atau setara Rp18,97 triliun dengan tenor pinjaman 24 bulan. Beberapa perbankan yang terlibat dalam proses akuisisi ini, antara lain PT BNP Paribas, Deutsche Bank AG Singapore Branch, MUFG Bank Ltd, dan Standard Charterd Bank.
Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio mengatakan perusahaan akan lebih fokus melayani keperluan domestik usai proses akuisisi ini rampung. Perusahaan berencana membangun pabrik di dalam negeri.
"Pabrik bahan bangunan turunan atau derivatif semen untuk solusi material bangunan modern misalnya prefab panel untuk rumah instan, 3D printing, dan lain-lain," kata Hendi.