Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (
OJK) menargetkan jumlah penyaluran
pinjaman perusahaan
teknologi finansial (
fintech) di sektor layanan pinjam-meminjam (
peer to peer/P2P
lending) pada akhir tahun ini menyentuh Rp20 triliun.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan
Fintech OJK Hendrikus Passagi menyebutkan jumlah penyaluran pinjaman perusahaan
fintech P2P
lending per September 2018 sebesar Rp13 triliun. Artinya, butuh penyaluran Rp7 triliun lagi untuk mencapai target OJK dalam dua bulan ke depan.
"Diperkirakan ada tambahan peminjam (
borrower) 5.000 sampai 6.000 di seluruh Indonesia," tutur Hendrikus, Selasa (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski jumlah peminjam terus meningkat, sebarannya tak merata karena mayoritas peminjam masih berada di satu titik, yakni di Pulau Jawa. Hendrikus menyebut belum banyak masyarakat di luar Pulau Jawa yang mengenal bisnis
fintech P2P
lending.
"
Fintech ini yang tahu masih orang Jawa, maka menjadi tugas kami untuk mensosialisasikan," terang Hendrikus.
Saat ini, jumlah debitur
fintech P2P
lending sudah mencapai 3 juta orang dengan rata-rata transaksi sebanyak dua kali. Artinya, bila diakumulasi secara merata, jumlah transaksi sejauh ini menyentuh 6 juta kali.
"Dengan rasio kredit bermasalah (
non performing loan/NPL) 2 persen ini," jelas Hendrikus.
Sementara itu, jumlah perusahaan
fintech P2P
lending yang sudah terdaftar sebanyak 73 perusahaan. Kemudian, satu dari 73 perusahaan itu memiliki status berizin, yakni PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas).
(aud/lav)