Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (
BI) mengubah proyeksi
defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada tahun ini menjadi sekitar 3 persen dari (Produk Domestik Bruto/PDB). Sebelumnya, BI memperkirakan CAD bisa berada di bawah 3 persen terhadap PDB.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perubahan proyeksi terjadi karena kinerja neraca perdagangan yang kembali defisit sebesar US$2,05 miliar pada November 2018. Pada Oktober, neraca perdagangan juga defisit sebesar US$1,82 miliar.
Akumulasi defisit perdagangan turut membuat defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ikut meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan kaget kalau di kuartal IV 2018 bisa sedikit di atas 3 persen dari PDB. Tapi karena kuartal I 2018 rendah di 2,2 persen, jadi keseluruhan 2018 sekitar 3 persen," ucapnya di Kompleks Gedung BI, Kamis (20/12).
Kendati proyeksi defisit transaksi berjalan kembali meningkat dari perkiraan sebelumnya, Perry memastikan posisi ini masih aman. Sebab, peningkatan defisit transaksi berjalan disumbang oleh impor yang produktif, yaitu untuk barang modal dan bahan baku.
"Jadi defisit 3 persen itu tidak 'alarming' karena kualitasnya untuk impor yang produktif. Ini masih dalam kondisi normal, masih baik untuk Indonesia," katanya.
Meski kondisi defisit transaksi berjalan tak perlu dikhawatirkan, Perry menyebut arah kebijakan BI akan ditujukan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Harapannya, defisit transaksi berjalan bisa berada di kisaran 2,5 persen dari PDB pada tahun depan.
(agi/uli/agi)