Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk membuka peluang untuk membeli mayoritas saham PT
Sriwijaya Air. Saat ini, perusahaan pelat merah itu mengambil alih pengelolaan keuangan dan operasional Maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air melalui anak usaha, PT
Citilink Indonesia.
"Opsi (membeli saham Sriwijaya Air) memang ada, sampai dengan 51 persen pemilikan saham," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Gedung Sarinah, Jumat (21/12).
Selain itu, perseroan juga membuka peluang untuk mengkonversi kewajiban Sriwijaya Air menjadi saham. Berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia pada September 2018, Sriwijaya Air memiliki utang pemeriksaan menyeluruh (
overhaul) 10 mesin pesawat sebesar US$9,33 juta atau sekitar Rp135,28 miliar (kurs Rp14.500 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ari mengatakan perseroan sedang menunggu saran dan masukan dari konsultan independen Garuda untuk merealisasi keputusan tersebut.
"Nanti kami juga akan konsultasi dengan Menteri BUMN untuk ambil alih saham, karena ini semua harus minta ijin dari BUMN," terang Ari.
Ari meyakini kerja sama Garuda Indonesia dengan Sriwijaya Air dan Nam Air mampu meningkatkan kinerja dua belah pihak. Sebab, Sriwijaya Air memiliki segmen konsumen spesifik yang tidak dimiliki Garuda Indonesia dan Citilink.
"Kami juga sudah bertemu dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), mudah-mudahan tidak ada yang dilanggar. Jadi semoga kita bisa kerja sama terus," imbuhnya.
Sebelumnya, Citilink dengan Sriwijaya Air dan NAM Air membentuk Kerjasama Operasi (KSO). Melalui penandatanganan KSO tersebut, keseluruhan operasional Sriwijaya Air Group, termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut.
(ulf/lav)