Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT
Jababeka Group (Tbk) Setyono Djuandi Darmono mengungkapkan kerugian yang ditaksir di kawasan pantai Tanjung Lesung akibat
tsunami Selat Sunda dua hari yang lalu, mencapai Rp150 miliar.
"Itu (Rp150 miliar) diperkirakan kerugian yang terjadi saat ini di Tanjung Lesung untuk bangunan-bangunannya, peralatan-peralatan dan juga santunan ke keluarga karyawan," kata Darmono di Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12).
Darmono menjelaskan kerusakan bangunan akibat tsunami kurang lebih mencapai 30 persen. Sementara sebanyak 70 persen bangun diperkirakan tinggal dibersihkan sebelum diperbaiki. Di sana, kata dia, terdapat lima hotel dengan 250 kamar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi juga itu baru pandangan mata ya, belum dihitung secara detail," kata dia.
Darmono menyatakan kerugian bangunan akibat tsunami akan ditanggung pihak asuransi. Klaim asuransi itu diperkirakan dapat membangun kembali dampak kerusakan bangunan.
Meski demikian, menurut Darmono, kerugian hotel itu tidak mempengaruhi Jababeka secara perusahaan. Sebab, Jababeka, kata dia, merupakan pengembang kota baru yang tidak mencari uang dari hotel.
"Jadi ini tidak akan mempengaruhi kerugian total Jababeka," katanya.
Direktur Utama PT Banten West Java, Purnomo Siswoprasetyo menyatakan kawasan pantai Tanjung Lesung terbentang seluas dua hektare. Luas itu bagian dari total 1.500 hektar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sana.
"Ini hanya
cluster Tanjung Lesung beach dan sedikit di vila dan
beach club.
Blue fish tidak ada masalah, Lada Bay Village tidak ada masalah,
air stip tidak ada masalah," ujar Purnomo.
 Presiden Jokowi melihat kerusakan pascaterjangan tsunami Selat Sunda, Senin (24/12). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman |
Dari luas dua hektare tersebut, Purnomo mengatakan, hingga kini nilai kerusakan masih dikalkulasi. Kerugian diperkirakan didominasi dari
cottage yang berjumlah 61 unit.
"Ada mobil yang terdorong kebawa air menghantam ke
cottage, ada beberapa yang kena, mungkin 30 persen yang kena," kata Purnomo.
Purnomo menjelaskan saat ini pihaknya masih mengidentifikasi bentuk kerusakan yang terjadi. Beberapa sarana penting seperti listrik, komunikasi maupun jaringan air bersih sudah dapat diperbaiki.
(swo/ain)