Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perindustrian memastikan sektor industri di kawasan
Banten tidak terdampak bencana
tsunami di kawasan pesisir
Selat Sunda.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Kamis (27/12). Kepastian itu diterimanya setelah mengirim tim ke lokasi untuk memastikan hal tersebut.
"Industri tidak terdampak. Kami sudah cek di daerah Serang, Cilegon," ujar Airlangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan industri di Banten sudah memiliki persiapan mitigasi bencana yang cukup baik. Alhasil aktivitas indsutri di sana masih berjalan seperti biasa.
"Memang, industri ini sebagian sudah antisipasi terhadap mitigasi tsunami maupun gempa. Jadi, standardnya lebih tinggi," imbuh Airlangga.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Reasuransi Maipark Indonesia Ahmad Fauzie Darwis menyebut total eksposur asuransi nasional yang berlokasi di provinsi Banten dan Lampung mencapai Rp307 triliun, terdiri dari 17.843 risiko.
Dari total itu, paling tidak eksposur risiko asuransi senilai Rp15,9 triliun berlokasi di bibir pantai. Risiko yang berada di daerah pantai inilah yang kemungkinan terdampak tsunami pada 22 Desember 2018 lalu.
"Ada sekitar Rp15,9 triliun yang berlokasi di bibir pantai. Itu terdiri atas 191 risiko macam-macam, ada hotel, bangunan rumah, ada tempat usaha lah mungkin kantor," kata Fauzie saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (26/12).
Diketahui, tsunami di Selat Sunda menghantam Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12). Sekitar 21 ribu orang mengungsi dan 430 orang meninggal dunia.
Sejauh ini, Kabupaten Pandeglang di Banten jadi wilayah yang paling parah terdampak tsunami. Wilayah lain yang terdampak adalah Kabupaten Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
(sah/bir)