Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (
KAI) mengaku bakal menyesuaikan harga
tiket pada lima kereta ekonomi jarak jauh. Hal ini seiring dengan dicabutkan
subsidi pada kelima kereta tersebut pada tahun depan.
Lima kereta ekonomi jarak jauh yang dihapus subsidinya antara lain, KA Logawa, KA Brantas, KA Pasundan, KA Gaya Baru Malam Selatan, dan KA Matarmaja.
Kepala Humas KAI Agus Komarudin mengungkapkan penghapusan tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 2030 tahun 2018 terkait penugasan kepada KAI untuk penyelenggaraan PSO tahun 2019. Dengan demikian, lima kereta ekonomi tersebut akan berubah menjadi kereta nonsubsidi atau komersial mulai 1 Januari 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai 1 januari 2019, kereta tersebut sudah bukan kereta yang disubsidi oleh pemerintah," kata Agus di Stasiun Gambir, Senin (31/12).
Adapun pada 2019, pemerintah hanya akan memberikan subsidi bagi tiga kereta ekonomi jarak jauh meliputi KA Kahuripan, KA Bengawan, dan KA Sritanjung.
Oleh karena itu, Agus memastikan KAI akan mengkaji kembali tarif tiket pada lima kereta api ekonomi jarak jauh tersebut. Namun, ia masih belum dapat memastikan waktu penyesuaian tarif atas lima kereta api ekonomi jarak jauh tersebut.
Ia hanya bisa memastikan KAI masih akan mempertahankan tarif yang sama dengan tarif subsdi sebelumnya pada awal 2019.
"Untuk menutupi selisih tarif yang sebelumnya disubsidi oleh pemerintah, maka untuk sementara waktu di awal tahun 2019 ini akan ditanggung oleh pihak KAI," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Agus, ada tambahan dana subsidi bagi dua kereta perkotaan yakni KA Siliwangi dan KA Jenggala. Dua kereta itu beralih dari kereta perintis menjadi kereta bersubsidi.
Pemerintah mengalokasikan subsidi untuk penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO) 2019 sebesar Rp2,37 triliun. Dana PSO itu naik 4,53 persen dibandingkan dana PSO tahun lalu sebesar Rp2,27 triliun.
(ulf/agi)