Tahun Ini, OJK Targetkan 100 Emiten Baru

CNN Indonesia
Jumat, 11 Jan 2019 22:02 WIB
OJK menargetkan jumlah emiten baru di pasar modal bakal mencapai 75-100 perusahaan pada 2019, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 62 emiten.
ua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan otoritas optimis dengan target 100 emiten baru karena kondisi ekonomi di tahun ini diperkirakan bakal lebih baik. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan jumlah emiten baru di pasar modal bakal mencapai 75-100 perusahaan pada 2019. Target ini cukup ambisius bila dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya sebanyak 62 emiten baru.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan otoritas optimis dengan target tersebut karena kondisi ekonomi di tahun ini diperkirakan bakal lebih baik. Hal ini seiring kenaikan bunga acuan bank sentral, The Federal Reserve diperkirakan lebih landai dari tahun lalu yang mencapai empat kali.

"Kami melihat capital inflow kembali lagi ke emerging market, termasuk Indonesia," ujarnya di Pertemuan Tahunan OJK, Jumat (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, prospek aliran modal yang bakal meningkat ke Indonesia, dipercaya ampuh mendorong perusahaan untuk mencari pendanaan dengan melantai di bursa saham.


Di sisi lain, tren pencarian dana di pasar modal sejatinya sudah terjadi sejak tahun lalu, meski tekanan dari ekonomi global justru sedang tinggi-tingginya.

Hal ini tercermin dari jumlah perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) mencapai 62 emiten pada tahun lalu. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan 2017 sebanyak 46 emiten.

"Artinya, minat perusahaan menghimpun dana melalui pasar modal terus meningkat," katanya.


Sementara OJK memprediksi nilai penghimpunan dana di pasar modal akan mencapai kisaran Rp200-250 triliun pada tahun ini. Angka ini sejatinya sama dengan target tahun lalu yang tak tercapai.

Pada 2018, jumlah penghimpunan dana di pasar modal hanya mencapai Rp166 triliun. Capaian itu merosot tajam bila dibandingkan dengan 2017 yang mencapai Rp255 triliun.

Wimboh mengatakan pendanaan di pasar modal melemah pada 2018 karena tertekan sentimen kenaikan bunga acuan The Fed. Hal itu membua aliran modal asing (capital inflow) pulang kampung ke Negeri Paman Sam.

Namun, dengan kondisi ekonomi tahun ini yang diperkirakan bisa lebih baik, maka OJK optimis target penghimpunan dana di pasar modal bisa kembali 'tokcer' seperti 2017 lalu. (uli/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER