Rupiah Melemah 77 Poin, Tertekan Potensi Defisit Perdagangan

CNN Indonesia
Senin, 14 Jan 2019 16:46 WIB
Rupiah berada di posisi Rp14.124 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin sore (14/1). Posisi ini melemah 77 poin dibanding akhir pekan lalu.
Ilustrasi rupiah. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.124 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin sore (14/1). Posisi ini melemah 77 poin atau 0,55 persen dari akhir pekan lalu, Jumat (11/1) di Rp14.048 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (Jisdor BI) menempatkan rupiah di posisi Rp14.052 per dolar AS atau menguat dari akhir pekan lalu di Rp14.076 per dolar AS.

Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama won Korea Selatan minus 0,62 persen, rupee India minus 0,41 persen, dan peso Filipina minus 0,3 persen. Lalu, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, baht Thailand minus 0,06 persen, dolar Hong Kong minus 0,04 persen, dolar Singapura 0,04 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hanya yen Jepang dan renminbi China yang berhasil berada di zona hijau, dengan penguatan masing-masing 0,26 persen dan 0,03 persen dari dolar AS.

Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju yang turut melemah dari dolar AS. Rubel Rusia melemah 0,43 persen, dolar Australia minus 0,29 persen, poundsterling Inggris minus 0,14 persen, dan dolar Kanada minus 0,04 persen. Sementara, euro Eropa stagnan dan franc Swiss menguat 0,09 persen.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi menilai pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar harap-harap cemas dengan rilis data neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018. Data tersebut akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) esok hari.

"Konsensus pasar defisit neraca perdagangan sekitar US$930 juta untuk Desember 2018. Kalau benar defisit, nanti berimbas ke transaksi berjalan. Ini menambah kekhawatiran," ujar Dini kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/1).


Selain itu, sambung dia, pelemahan mata uang Garuda juga terjadi sebagai bentuk koreksi karena rupiah sudah terlalu perkasa dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini membuat pelaku pasar cenderung melepas rupiah.

Di sisi lain, ada pula sentimen dari antisipasi pasar lain yang turut mempengaruhi rupiah, yaitu hasil voting parlemen Inggris terkait proposal Brexit. Kabar terakhir, parlemen Inggris masih belum menyetujui langkah keluar dari zona Eropa.

"Padahal, untuk meredakan isu ini ya parlemen harus setuju dengan proposal Brexit. Jadi, pasar masih menunggu hasilnya besok," pungkasnya. (uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER