Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi
Utang Luar Negeri (ULN) hingga akhir November 2018 mencapai US$372,9 miliar atau sekitar Rp4.701 triliun (asumsi kurs Jisdor periode yang sama Rp14.339 per dolar AS). Posisi utang tersebut meningkat 7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu US$348,32 miliar.
Berdasarkan data Statistik ULN BI, kenaikan utang luar negeri pada November dicatatkan pemerintah maupun swasta. Utang pemerintah tercatat meningkat 4,4 persen menjadi US$180,5 miliar, sedangkan utang swasta naik 10,1 persen menjadi US$189,35 miliar.
"Posisi ULN pemerintah meningkat US$5,1 miliar dibanding akhir bulan sebelumnya. Peningkatan terutama dipengaruhi arus masuk dana investor asing di pasar SBN," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (16/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, ULN swasta pada November 2018 meningkat US$7,1 miliar jika dibanding akhir bulan sebelumnya. Peningkatan utang didorong neto pembelian surat utang korporasi oleh investor asing.
"ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian," jelas dia.
Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta itu, menurut Agusman, mencapai 73,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pada bulan sebelumnya 72,9 persen.
Sementara itu, Agusman menekankan struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2018 yang tetap stabil di kisaran 34 persen.
"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers," jelas dia.
Di samping itu, menurut dia, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 84,8 persen dari total ULN. Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan utang luar negeri dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Catatan Redaksi: Judul berita mengalami perubahan pada Kamis (17/1) dari sebelumnya 'Utang Luar Negeri RI November 2018 Capai Rp4.701 Triliun'. (agi)