Jakarta, CNN Indonesia --
Indeks Harga
Saham Gabungan (
IHSG) diperkirakan akan bergerak di zona merah di awal pekan ini. Pergerakan saham diperkirakan akan mendapatkan sentimen negatif dari global dan dalam negeri.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan dari sisi global, IHSG kemungkinan besar akan mendapat sentimen negatif dari aksi tunggu pelaku pasar terhadap kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Maklum, perang dagang sampai saat ini penyelesaiannya masih berlarut-larut.
Sementara, dari dalam negeri sentimen negatif datang dari kekecewaan pasar terhadap data defisit neraca transaksi berjalan (
current account deficit/CAD) yang kian melebar. Bank Indonesia (BI) melansir defisit neraca transaksi berjalan tahun lalu sebesar US$31,1 miliar. Defisit tersebut naik hampir dua kali lipat bila dibandingkan posisi 2017 yang hanya US$17,31 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG diprediksi melemah, pergerakan masih akan dipengaruhi sentimen global terutama kesepakatan antara China dan AS serta data CAD," kata Dennies seperti dikutip dari risetnya, Senin (11/2).
Namun, Dennies memperkirakan pelemahan IHSG tersebut akan dibatasi pergerakan rupiah yang masih menguat di area Rp13.900 per dolar Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, rupiah telah meninggalkan area Rp14 ribu per dolar AS sejak awal Februari 2019.
"Stabilnya nilai tukar rupiah diharapkan dapat menopang pergerakan saham dari pelemahan," kata Dennies.
Dennies memperkirakan dengan sentimen tersebut, IHSG akan bergerak dalam level
support 6.487 sampai 6.504 dan
resistance di angka 6.532 hingga 6.543.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan pelaku pasar akan memperhatikan data neraca perdagangan yang rilis akhir pekan ini. Menurutnya, neraca perdagangan Januari 2019 diramalkan masih defisit.
"Indikasinya masih terjadi kenaikan impor ya, kalau neraca perdagangan masih defisit data CAD nantinya bisa semakin defisit juga," terang Nafan.
[Gambas:Video CNN]Pada 2018, neraca perdagangan Indonesia defisit US$8,57 miliar. Defisit terjadi karena ekspor sepanjang tahun lalu hanya US$180,06 miliar dan impor mencapai US$188,63 miliar.
Nafan menilai IHSG akan bergerak di area konsolidasi sepanjang pekan ini di rentang
support 6.450 dan
resistance 6.630.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat IHSG turun 0,26 persen sepanjang pekan lalu ke level 6.521 dari posisi pekan sebelumnya di level 6.538. Pelemahan tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar melorot 0,29 persen dari Rp7.431 triliun menjadi Rp7.409 triliun.
(aud/agt)