Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah tercatat pada posisi Rp14.054 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (13/2) sore. Posisi rupiah menguat 0,1 persen dibandingkan penutupan pada Selasa (12/2) yakni Rp14.068 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi
Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.027 per dolar AS atau menguat ketimbang kemarin yakni Rp14.088 per dolar AS.
Sore hari ini, mata uang utama Asia memang menunjukkan perlawanan terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,21 persen, won Korea Selatan 0,19 persen, dan yuan China 0,15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dolar Singapura dan peso Filipina juga menguat masing-masing 0,05 persen dan 0,01 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong tak bergerak melawan dolar AS, sementara baht Thailand dan yen Jepang malah melemah 0,02 persen dan 0,18 persen.
Mata uang negara-negara maju juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS, seperti dolar Australia yang menguat 0,28 persen dan poundsterling Inggris yang menguat 0,1 persen. Namun, euro menunjukkan pelemahan 0,01 persen terhadap dolar AS pada sore hari ini.
Analis Monex Investindo Dini Nuhadi Yasyi mengatakan belakangan indeks dolar AS menunjukkan reli penguatan dalam enam hari berturut-turut. Maka dari itu, wajar saja hari ini dolar AS melemah, karena investor sudah mulai melakukan aksi ambil untung
(profit taking).
Selain itu, angin segar bagi rupiah juga muncul lantaran Presiden AS Donald Trump memberi sinyal untuk memperpanjang negosiasi perang dagang. Kabar baik ini tentu bikin pelaku pasar mengincar kembali mata uang yang dianggap lebih berisiko.
"Awalnya kan Maret, namun ini ada kemungkinan keputusan finalnya lebih lama dari 1 Maret. Jadi memang dolar terlihat terkoreksi pada hari ini," jelas Dini kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/2).
(glh/agi)