Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan minyak milik
Arab Saudi, Saudi
Aramco menandatangani kesepakatan US$10 miliar untuk membangun kompleks penyulingan dan petrokimia di
China . Mereka sepakat untuk membentuk usaha patungan dengan konglomerat pertahanan China dalam pengembangan kompleks penyulingan dan petrokimia di wilayah tersebut.
Tanda tangan dilakukan Jumat (22/2), ketika Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyelesaikan perjalanan dua harinya di Beijing. Setelah penandatanganan tersebut para mitra Aramco akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co.
Perusahaan baru dibentuk sebagai bagian dari pelaksanaan proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton. Aramco akan memasok hingga 70 persen dari bahan baku minyak mentah untuk kompleks, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi tersebut dapat membantu Arab Saudi mendapatkan kembali tempatnya sebagai pengekspor minyak utama ke China. Sebelumnya posisi eksportir minyak utama China dipegang Rusia selama tiga tahun terakhir.
Saudi Aramco akan meningkatkan pangsa pasar dengan menandatangani kesepakatan pasokan dengan perusahaan penyulingan Cina non-negara. Sementara itu dari sisi China, Dewan Negara Wang Yi mengatakan kerja sama dilakukan karena negaranya melihat ada potensi besar dalam perekonomian Arab Saudi.
Karena potensi besar tersebut, China ingin kerja sama lebih banyak lagi dengan Arab. Kerja sama khususnya mereka inginkan dalam bidang teknologi tinggi. "Semua negara di dunia memiliki hak untuk berkembang, dan Arab Saudi adalah negara pasar berkembang dengan potensi besar," kata Kementerian Luar Negeri China mengutip Wang seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/2).
China katanya, juga mendukung upaya Arab Saudi dalam mendiversifikasi ekonomi mereka.
(reuters/agt)