Isu Inggris dan AS Bikin Rupiah Lunglai Rp14.162 per Dolar AS

CNN Indonesia
Jumat, 22 Mar 2019 16:50 WIB
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (22/3) sore berada di level Rp14.162 per dolar Amerika Serikat (AS), atau menguat 0,16 persen.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (22/3) sore berada di level Rp14.162 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi tersebut menguat 0,16 persen dibanding perdagangan Kamis (21/3) yang sebesar Rp14.140 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.157 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp14.102 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.136 hingga Rp14.163 per dolar AS.

Sore hari ini, sebagian mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Rupee India melemah 0,26 persen, won Korea Selatan melemah 0,22 persen, yuan China melemah 0,21 persen, dan dolar Singapura melemah 0,14 persen. Kemudian, ringgit Malaysia melemah 0,06 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kawasan Asia, hanya ada tiga mata uang yang menguat, yakni baht Thailand sebesar 0,06 persen, yen Jepang sebesar 0,22 persen, dan peso Filipina sebesar 0,48 persen.


Kondisi serupa juga dialami negara maju. Euro melemah 0,65 persen, dolar Australia melemah 0,2 persen, dan poundsterling Inggris tidak mengalami pergerakan terhadap dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah hari ini kembali tertekan karena kondisi global.

Sentimen pertama muncul dari drama keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau biasa disebut Brexit. Sedianya, perpisahan antara Inggris dan Uni Eropa terjadi 29 Maret mendatang. Namun, Uni Eropa secara aklamasi memperpanjang tenggat Brexit hingga 12 April 2019 mendatang sembari menunggu kesepakatan parlemen Inggris.

Jika parlemen tak menyetujui perpanjangan tenggat Brexit, maka mau tak mau Inggris harus menghadapi perceraian tanpa kompensasi, atau disebut no-deal Brexit. No-deal Brexit akan menjadi mimpi buruk karena pelaku pasar enggan investasi di aset berisiko tinggi.

[Gambas:Video CNN]

"Jadi kalau sampai tidak ada restu dari parlemen pada pekan depan, maka Inggris punya waktu sebulan untuk bersiap menghadapi mimpi buruk yaitu no-deal Brexit," jelas Ibrahim, Jumat (22/3).

Kemudian, sinyal negosiasi perang dagang antara AS dan China kian buram setelah China mendesak AS untuk segera menghapus tarif impor asal China setelah kesepakatan diteken. Hanya saja, presiden Donald Trump tidak menyetujui usulan tersebut.

Bahkan, China juga akan memberlakukan tindakan anti dumping bagi produk baja anti karat dari Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan mulai 23 Maret mendatang. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan investor, terlebih China merupakan mitra ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

"China nampaknya sudah mengambil langkah preventif jika nantinya memutuskan untuk mundur dari kesepakatan perang dagang," pungkas dia. (glh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER