Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk rontok 2,89 persen ke level Rp470 per saham hingga pukul 10.00 WIB. Padahal, saat pembukaan harga
sahamnya masih berada di level Rp480 per saham.
Penurunan harga saham terjadi usai kasus suap salah satu direksi perusahaan terungkap pada Jumat (22/3) malam. Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel Wisnu Kuncoro menjadi salah satu yang tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT).
Wisnu tak sendiri, lima orang lainnya juga menjadi target KPK dalam OTT tersebut, yakni Hernanto, General Manager Blast Furnice Krakatau Steel, Heri Susanto sebagai General Manager Central Maintenance dan Facilities Krakatau Steel, Alexander Muskitta, Kenneth Sutardja, dan sopir Hernanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tak semua yang ditangkap malam itu menjadi tersangka. Hanya empat orang yang akhirnya ditetapkan menjadi tersangka, yakni Wisnu sebagai terduga penerima serta Kenneth dan Kurniawan Edy Tjokro sebagai terduga pemberi suap.
Dugaan suap dilakukan untuk menjalankan proyek pengadaan barang dan peralatan Direktorat Teknologi dan Produksi Krakatau Steel masing-masing bernilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. Dalam hal ini, Alexander diduga menawarkan rekanan dan disetujui Wisnu.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan harga saham perusahaan yang terkena kasus suap memang rentan terkoreksi pada hari pertama perdagangan usai berita tersebut menyebar ke publik. Seperti diketahui, hari ini merupakan perdagangan perdana pasca KPK menetapkan Wisnu menjadi tersangka dalam kasus suap.
"Jika penanganan kasus korupsi berjalan dengan efektif dalam rangka meningkatkan transparansi perusahaan, seharusnya efek negatif terhadap pergerakan harga saham akan bersifat termporer," ungkap Nafan kepada
CNNIndonesia.com, Senin (25/3).
Untuk bangkit kembali, perusahaan harus meningkatkan tata kelola atau good corporate governance (GCG). Hal ini demi menarik kepercayaan pasar kembali terhadap manajemen perusahaan.
Kendati demikian, Nafan menyebut perusahaan pelat merah ini memiliki fundamental yang cukup menjanjikan. Walau masih merugi, tapi Krakatau Steel memiliki prospek yang cerah.
"Kebijakan pemerintah pada 2018 dalam membatasi impor baja yang telah berlaku pada 20 Januari 2019 akan memberikan benefit bagi Krakatau Steel," terang Nafan.
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 110 Tahun 2018 mengenai Ketentuan Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunan.
Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan pihaknya akan bersikap kooperatif dengan KPK. Terkait jabatan Wisnu, ia sedang berkonsultasi bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Jika memang ada pergantian, maka akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Namun, ia belum bisa memberikan kepastian kapan agenda itu digelar.
Saat ini, seluruh tanggung jawab Wisnu sebagai Direktur Teknologi dan Produksi sementara diambil alih langsung oleh Silmy. Dalam hal ini, ia juga dibantu oleh Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Rahmad Hidayat.
"Jadi day to day-nya saya dibantu oleh Pak Rahmad," kata Silmy.
(aud/agi)