Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku pasar sepanjang pekan ini bisa memperhatikan dua
saham yang harganya tertinggal alias
lagging dibandingkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG), seperti PT
Erajaya Swasembada
Tbk (
ERAA) dan PT Buyung
Poetra Sembada
Tbk (HOKI).
RTI Infokom mencatat
IHSG sejak akhir tahun lalu sampai Jumat (22/3) atau
year to date (ytd) menguat 5,34 persen ke level 6.525. Realisasi ini berbanding terbalik dengan pergerakan kedua saham tersebut.
Saham
Erajaya Swasembada terkoreksi hingga 9,55 persen menjadi Rp1.990 per saham. Sementara penurunan saham Buyung
Poetra Sembada lebih parah, yakni 17,81 persen hingga ke level Rp600 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senior Research Analyst
Infovesta Utama
Praska Putrantyo menjelaskan dua saham emiten tersebut memiliki prospek yang cukup baik. Terlebih, fundamental perusahaan positif ditunjang oleh pertumbuhan kinerja keuangan sampai kuartal III 2018 lalu.
"Jadi saham agak
lagging (tertinggal), sementara fundamentalnya baik. Laba bertumbuh," ungkap
Praska kepada
CNNIndonesia.com, Senin (25/3).
Bila dijabarkan,
Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp636,5 miliar pada kuartal III tahun lalu. Angka itu melejit 185,84 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp222,67 miliar.
Kenaikan laba yang signifikan ditopang oleh pendapatan perusahaan yang tumbuh 52,13 persen dari Rp16,65 triliun menjadi Rp25,33 triliun.
Sementara, pendapatan Buyung
Poetra Sembada pada kuartal III 2018 tembus Rp1,06 triliun, naik 17,78 persen dari Rp900,05 miliar. Hal itu membuat laba bersih perusahaan tumbuh 95,09 persen dari Rp36,27 miliar menjadi Rp70,76 miliar.
Praska meramalkan penjualan
Erajaya Swasembada di akhir tahun lalu maupun tahun ini masih akan menanjak. Pasalnya, sikap Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan bakal berdampak positif untuk industri elektronik, khususnya ponsel.
"Untuk pengeluaran masyarakat terhadap barang seperti ponsel diperkirakan bertahan. Suku bunga yang stabil dapat mendorong penyaluran kredit konsumsi," terang
Praska.
 Ilustrasi perdagangan saham. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) |
Ia juga memperkirakan pendapatan Buyung
Poetra Sembada akan meningkat. Hal ini seiring dengan prospek bisnis utama perusahaan, yakni penjualan beras yang akan tetap bagus karena merupakan komoditas utama.
"Harga saham Buyung
Poetra Sembada (target) di level Rp620 per saham dan
Erajaya Swasembada Rp2.100 per saham sepekan," jelas
Praska.
Dengan demikian, saham
Erajaya Swasembada diperkirakan naik hingga 5,52 persen, sedangkan saham Buyung
Poetra Sembada sebesar 3,33 persen.
Selain itu,
Praska juga memberikan pilihan lain kepada pelaku pasar yang berencana masuk ke saham berbasis properti. Ia menilai saham PT Bumi
Serpong Damai
Tbk (
BSDE) berpeluang memberikan keuntungan pekan ini.
"Sektor properti juga harusnya bisa lebih baik dengan kepastian
stabilnya suku bunga," ujar
Praska.
Seperti diketahui, BI menahan suku bunga acuan di level 6 persen. Keputusan itu diambil karena mengikuti langkah The Fed yang juga mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25 persen-2,5 persen.
Oleh karena itu, kinerja keuangan Bumi
Serpong Damai juga berpeluang membaik. Sebab, masyarakat akan tertarik untuk membeli rumah secara kredit karena suku bunga acuan masih di level yang sama.
Pada kuartal III 2018, keuangan Bumi
Serpong Damai terbilang buruk. Pendapatan perusahaan turun menjadi Rp4,78 triliun dari sebelumnya Rp5,9 triliun. Walhasil, laba bersih pun terjun bebas dari Rp2,3 triliun menjadi hanya Rp599,16 miliar.
Beruntung, harga saham perusahaan secara year to date menguat 15,54 persen. Sementara, khusus Jumat (22/3) saham Bumi
Serpong Damai naik 0,35 persen ke level Rp1.450 per saham.
"Untuk jangka waktu pendek sepekan saham Bumi
Serpong Damai di level Rp1.480 per saham," katanya.
Tak hanya itu, pelaku pasar juga bisa mencermati saham PT
Kapuas Prima Coal
Tbk (ZINC). Kepala Riset
Narada Kapital Indonesia
Kiswoyo Adi Joe menuturkan rencana untuk melakukan perubahan harga nominal per lembar saham atau
stock split akan menggerakkan saham perusahaan.
"Itu menjadi sentimen untuk menaikkan harga saham," tutur
Kiswoyo.
Harga saham
Kapuas Prima Coal terpantau menguat beberapa hari terakhir. Pada akhir pekan lalu saja, harga saham perusahaan melesat 4,08 persen ke level Rp2.550 per saham.
"Jadi memang perusahaan mau
stocks split 1:5 agar saham lebih murah," terang dia.
Sebagai gambaran, bila perusahaan melakukan
stocks split dengan rasio 1:5 dan harga saham Rp1.000.
Nantinya, harga saham setelah stocks split menjadi Rp200 per saham.
Umumnya, minat pelaku pasar akan bertambah untuk membeli saham setelah dilakukan stocks split karena lebih murah. Dengan kata lain, mereka yang memiliki modal sedikit bisa membeli lebih banyak lot saham
Kapuas Prima Coal.
(agi)