Faisal Basri Sebut Pengusaha 'Tekor' di Ongkos Logistik

CNN Indonesia
Kamis, 28 Mar 2019 18:18 WIB
Ekonom menilai kualitas infrastruktur pelabuhan Indonesia yang lebih rendah negara Asia lain mengindikasikan RI belum memiliki infrastruktur laut yang mumpuni.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai kualitas infrastruktur pelabuhan yang lebih rendah dari China, Malaysia, Singapura, dan Thailand mengindikasikan bahwa Indonesia belum memiliki infrastruktur laut yang mumpuni.

Menurut Faisal, survei dari Word Economic Forum 2016 terkait infrastruktur pelabuhan tersebut menunjukkan pembangunan belum mampu mendorong distribusi logistik di Indonesia. Harga logistik pun belum bisa berkompetisi dengan negara lain.

"Jadi kalau bisnis di Indonesia habis diongkos. Barang itu dikirim ke sana sampai tujuan harga sudah naik. Kalah kompetitif dari negara lain," katanya di Jakarta, Kamis (28/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah untuk fokus membangun infrastruktur maritim salah satunya lewat tol laut. Sebab, dampak pembangunan infrastruktur tol laut ini dinilai lebih signifikan kepada harga logistik lantaran Indonesia merupakan negara kepulauan yang membutuhkan koneksi antar pulau. Tentu saja, pembangunan ini tanpa mengesampingkan pembangunan infrastruktur di darat.


"Indonesia kalau membangun infrastruktur jangan tiru China, kalau China membangun kereta cepat jangan tiru kereta cepat. Jangan tiru Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kita ini negara maritim," tuturnya.

Tidak hanya rendah dibandingkan China, Malaysia, Singapura, dan Thailand, ranking infrastruktur pelabuhan di Indonesia juga lebih rendah ketimbang negara-negara di Asia Timur dan Asia Pasifik. Ongkos logistik di Indonesia tercatat sebesar 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Jumlah ini lebih besar ketimbang Vietnam sebesar 20 persen, Thailand sebesar 15 persen,dan China sebesar 14 persen. Sedangkan Malaysia dan Filipina sebesar 13 persen dari PDB.

(ulf/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER