WIKA Bidik Kontrak Proyek Luar Negeri Rp10 Triliun 2019

CNN Indonesia
Rabu, 27 Mar 2019 20:54 WIB
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan bisa mendapatkan kontrak (order book) infrastruktur senilai Rp10 triliun dari proyek luar negeri sepanjang 2019.
Ilustrasi. (Dok. Sekretariat Kabinet)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan bisa mendapatkan kontrak (order book) infrastruktur senilai Rp10 triliun dari proyek luar negeri sepanjang 2019. Saat ini, order book proyek luar negeri perusahaan baru sekitar Rp7 triliun.

"Cita-cita saya sebenarnya ingin order book (luar negeri) bisa mencapai US$1 miliar (Rp14 triliun)," ujar Direktur Operasi III Wika Destiawan Soewardjono usai acara penandatanganan perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor melalui National Interest Account (NIA) antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan WIKA di Jakarta, Rabu (27/3).

Destiawan mengungkapkan peluang pasar jasa konstruksi di luar negeri sebenarnya cukup besar. Saat ini, perusahaan tengah merambah pasar di benua Afrika. Salah satunya melalui proyek Pembangunan 3.950 unit rumah bersubsidi (logement) di Aljazair.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam proyek tersebut, perusahaan akan membangun 1.700 unit rumah di Baraki dan El-Harrach wilayah Algier dan 2.250 unit rumah di Ain Defla dan Khemis Miliana di wilayah Bilda.


Selain Aljazair, perusahaan juga mengincar proyek pembangunan rel kereta api bersama PT Inka dan PT Len Industri (Persero) untuk pembangunan proyek rel kereta api sepanjang 1.000 kilometer (km) di sejumlah negara di Afrika Barat seperti Senegal dan Nigeria.

Total nilai proyeknya berkisar Rp40 triliun karena mencakup kegiatan konstruksi, penyediaan sarana dan prasarana, hingga sistem.

"Afrika berpotensi sekali karena jaringan rel di Afrika panjang sekali," ujarnya.

Menurut Destiawan, untuk masuk ke pasar Afrika relatif mudah. Namun, pemerintah setempat tidak memiliki dana likuid sehingga pembayaran dilakukan bertahap.


Konsekuensinya, perusahaan harus menyiasati pembiayaan dengan cara menggandeng Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program penugasan ekspor khusus atau National Interest Account (NIA).

Melalui NIA, pemerintah memberikan penugasan kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu untuk menunjang program peningkatan ekspor.

Selain itu, perusahaan juga mendapatkan proyek pembangunan jalan dan jembatan di Malaysia, Filipina, Timor Leste dan Dubai. Dalam menjalankan proyek-proyek tersebut, perusahaan menggandeng mitra perusahaan lokal untuk mengurangi risiko.

[Gambas:Video CNN] (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER