
Petani Keluhkan Pupuk Kurang, Jokowi Dapat Laporan Stok Aman
CNN Indonesia | Rabu, 03/04/2019 15:03 WIB

Sragen, CNN Indonesia -- Petani dan penjual pupuk di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengeluhkan ketersediaan pupuk kepada Presiden Joko Widodo. Keluhan itu disampaikan saat silaturahmi Jokowi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi).
Gapoktan menyampaikan stok pupuk subsidi selalu kurang.
Paniyo, salah satu petani asal Kecamatan Ngrampal, Sragen, mengatakan dirinya saat ini menggunakan pupuk tambang. Dia memiliki lahan seluas satu hektare untuk ditanam padi.
"Saya pakai pupuk tambang karena pupuk subsidi itu kurang, jatah pupuk subsidi kurang. Kami pakai pupuk tambang sehingga bisa menghasilkan lebih," kata Paniyo kepada Jokowi di atas panggung GOR Diponegoro, Kabupaten Sragen, Rabu (3/4).
Paniyo mengatakan pihaknya sekali panen bisa menghasilkan padi sebanyak 9,5 ton. Menurut Paniyo, penghasilan bersih sekali panen sekitar Rp32,5 juta.
"Berarti urusan pupuk masih kurang," ujar Jokowi menimpali.
Sementara, Slamet Riyadi, penjual pupuk asal Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mengatakan stok pupuk subsidi selalu kurang, sementara pupuk nonsubsidi aman. Para petani menitipkan keluhan itu kepada Slamet untuk disampaikan ke Jokowi.
"Kelihatannya selalu kurang terus, Pak (pupuk subsidi). Itu saya juga dapat titipan para petani pada mengeluh kekurangan pupuk," ujarnya.
Bahkan, kata Slamet, selama musim tanam tahun ini jatah pupuk subsidi dikurangi sampai 1/3. Namun, ia tak mengetahui alasan pengurangan pupuk subsidi tersebut.
"Terutama untuk musim ini Pak, jatahnya dikurangi hampir satu per tiga," tutur Slamet.
Jokowi langsung merespons keluhan petani dan penjual pupuk tersebut. Menurut mantan Wali Kota Solo itu, selama ini dirinya menerima laporan dari produsen pupuk bahwa ketersediaan selalu aman. Namun, kenyataan di lapangan berbeda.
"Kalau saya tanya ke produsen pupuknya, melimpah Pak, melimpah, minta berapa kita beri. Begitu tanya ke penjual pupuk kurang Pak, tanya ke petani kurang Pak. Ini yang bener yang mana," kata Jokowi.
"Saya ini langsung berhubungan dengan petani itu sudah tiap hari, pasti terima protes, (pupuk) selalu kurang," ujar Slamet menimpali.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian bertanya alasan petani tak memakai pupuk nonsubsidi. Menurut Slamet, hal tersebut lantaran harga pupuk nonsubsidi mahal bagi petani.
Slamet menjelaskan harga pupuk subsidi jenis urea per 50 kilogram sebesar Rp90 ribu, sedangkan pupuk nonsubsidi dalam kemasan 10 kilogram sebesar Rp60 ribu. Dengan demikian, harga pupuk subsidi dengan sebanyak 50 kilogram bisa mencapai Rp300 ribu.
"Ya, memang kalau harganya terpaut sangat jauh itu pasti larinya beli subsidi," kata Jokowi.
[Gambas:Video CNN] (fra/pmg)
Gapoktan menyampaikan stok pupuk subsidi selalu kurang.
Paniyo, salah satu petani asal Kecamatan Ngrampal, Sragen, mengatakan dirinya saat ini menggunakan pupuk tambang. Dia memiliki lahan seluas satu hektare untuk ditanam padi.
"Saya pakai pupuk tambang karena pupuk subsidi itu kurang, jatah pupuk subsidi kurang. Kami pakai pupuk tambang sehingga bisa menghasilkan lebih," kata Paniyo kepada Jokowi di atas panggung GOR Diponegoro, Kabupaten Sragen, Rabu (3/4).
Paniyo mengatakan pihaknya sekali panen bisa menghasilkan padi sebanyak 9,5 ton. Menurut Paniyo, penghasilan bersih sekali panen sekitar Rp32,5 juta.
"Berarti urusan pupuk masih kurang," ujar Jokowi menimpali.
Sementara, Slamet Riyadi, penjual pupuk asal Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mengatakan stok pupuk subsidi selalu kurang, sementara pupuk nonsubsidi aman. Para petani menitipkan keluhan itu kepada Slamet untuk disampaikan ke Jokowi.
"Kelihatannya selalu kurang terus, Pak (pupuk subsidi). Itu saya juga dapat titipan para petani pada mengeluh kekurangan pupuk," ujarnya.
![]() |
"Terutama untuk musim ini Pak, jatahnya dikurangi hampir satu per tiga," tutur Slamet.
Jokowi langsung merespons keluhan petani dan penjual pupuk tersebut. Menurut mantan Wali Kota Solo itu, selama ini dirinya menerima laporan dari produsen pupuk bahwa ketersediaan selalu aman. Namun, kenyataan di lapangan berbeda.
"Kalau saya tanya ke produsen pupuknya, melimpah Pak, melimpah, minta berapa kita beri. Begitu tanya ke penjual pupuk kurang Pak, tanya ke petani kurang Pak. Ini yang bener yang mana," kata Jokowi.
"Saya ini langsung berhubungan dengan petani itu sudah tiap hari, pasti terima protes, (pupuk) selalu kurang," ujar Slamet menimpali.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian bertanya alasan petani tak memakai pupuk nonsubsidi. Menurut Slamet, hal tersebut lantaran harga pupuk nonsubsidi mahal bagi petani.
Slamet menjelaskan harga pupuk subsidi jenis urea per 50 kilogram sebesar Rp90 ribu, sedangkan pupuk nonsubsidi dalam kemasan 10 kilogram sebesar Rp60 ribu. Dengan demikian, harga pupuk subsidi dengan sebanyak 50 kilogram bisa mencapai Rp300 ribu.
"Ya, memang kalau harganya terpaut sangat jauh itu pasti larinya beli subsidi," kata Jokowi.
[Gambas:Video CNN] (fra/pmg)
ARTIKEL TERKAIT

Incar Investasi Rp110 T, Jokowi Resmikan Tiga Kawasan Ekonomi
Ekonomi 8 bulan yang lalu
Presiden Jokowi akan Tinjau Pembangunan Tol Manado-Bitung
Ekonomi 8 bulan yang lalu
Subsidi Pupuk, Kelompok Tani Minta Kartu Tani Segera Dicetak
Ekonomi 8 bulan yang lalu
Pupuk Indonesia Terima Subsidi Rp100 Triliun dalam 5 Tahun
Ekonomi 8 bulan yang lalu
PUPR Sebut 29 dari 65 Bendungan 'Jokowi' Rampung pada 2019
Ekonomi 8 bulan yang lalu
MRT Jakarta Gratis Sampai 31 Maret 2019
Ekonomi 8 bulan yang lalu
BACA JUGA

Mukernas PPP Minta Jokowi Jaga Hubungan dengan Ormas Islam
Nasional • 15 December 2019 14:45
Demokrat Ingatkan Wantimpres: Jangan Kerja Asal Jokowi Senang
Nasional • 14 December 2019 15:50
Telat ke Pelantikan Wantimpres, Habib Luthfi Tampil Beda
Nasional • 14 December 2019 03:32
Jokowi Tinjau Lokasi Istana di Ibu Kota Baru Pekan Depan
Nasional • 14 December 2019 01:51
TERPOPULER

Jasa Marga Jelaskan 'Jalan Bergelombang' Tol Layang Japek II
Ekonomi • 8 jam yang lalu
Tarif Tol Jagorawi Naik Jadi Rp7.000 per 19 Desember
Ekonomi 3 jam yang lalu
Arti Penyelundupan yang Menjerat Eks Dirut Garuda
Ekonomi 9 jam yang lalu