Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution memimpin delegasi Indonesia dalam lawatan resmi ke markas
Uni Eropa di Brussels, Belgia guna membahas persoalan diskriminasi atas produk
kelapa sawit.
Lawatan ini merupakan bagian dari misi bersama negara-negara produsen sawit yang tergabung dalam wadah Dewan Negara Produsen Sawit (CPOPC).
"Kunjungan ini merupakan respon atas kebijakan Uni Eropa yang mengklasifikan produk kelapa sawit sebagai komoditas bahan bakar nabati yang tidak berkelanjutan dan berisiko tinggi," ujar Darmin dalam keterangan resmi seperti dikutip dari
Antara, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan yang dinilai diskriminatif terhadap sawit diadopsi oleh Komisi Eropa pada 13 Maret 2019 dalam regulasi turunan (
delegated act) dari kebijakan direktif energi terbarukan II atau RED II. Dalam kunjungan selama dua hari ini, delegasi Indonesia dan negara produsen sawit lainnya akan melakukan pertemuan dengan komisi, parlemen, dan dewan Eropa serta pemangku kepentingan yang terlibat dalam rantai pasok industri sawit di Uni Eropa.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sepuluh poin sikap atas langkah diskriminatif Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit. Pemerintah juga telah menggandeng dunia usaha asal Uni Eropa melalui pertemuan dengan International Chamber of Commerce and European Union MNCs di Kementerian Luar Negeri pada 20 Maret 2019.
Dalam pertemuan itu, Darmin menegaskan hubungan baik antara Indonesia dan Uni Eropa yang terjalin sejak lama, terutama dalam bidang ekonomi, seharusnya tetap dapat dibina dengan baik.
Selain delegasi dari Indonesia, ikut hadir delegasi Malaysia dan Kolombia sebagai bagian dari wadah CPOPC yang diwakili Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Utama Malaysia Dato Tan Yew Chong serta Duta Besar Kolombia di Brussel Felipe Garcia Echeverri.
[Gambas:Video CNN] (antara/agi)