Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan
suku bunga acuan bulan ini yang akan diumumkan pada Kamis (25/4). Namun, berpotensi memangkas suku bunga pada bulan depan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Hal itu disimpulkan dari hasil jajak pendapat yang dilakukan
Reuters terhadap sejumlah ekonom, Senin (22/4). Sebanyak 23 analis ekonomi memperkirakan BI akan mempertahankan level suku bunga 7DRRR tetap di level 6 persen.
Sebelumnya, suku bunga naik hingga 175 basispoin (bsp) pada periode Mei hingga November 2018 untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cedera saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonomi global yang melambat dan dan pengetatan kebijakan bank sentral AS Federal Reserve yang terhenti telah menggeser ekspektasi pemangkasan suku bunga di sebagian besar wilayah Asia dari semula 'sangat mungkin' menjadi 'mungkin'.
Pejabat BI mencatat bahwa rupiah yang stabil, didukung oleh arus modal masuk (
capital inflow) yang kuat dan inflasi yang terjaga mendukung pelonggaran kebijakan. Namun, defisit transaksi berjalan yang lebih sempit diperlukan sebelum menurunkan suku bunga.
Surplus perdagangan yang mengejutkan pada Februari dan Maret 2019 telah membuat beberapa ekonom mengantisipasi siklus pelonggaran.
Enam dari tujuh analis dalam jajak pendapat yang memberikan pandangan pada akhir tahun mengharapkan tingkat bunga yang lebih rendah.
Ekonom ANZ Krystal Tan menilai kondisi BI untuk melepas kenaikan suku bunga yang cepat akhirnya mulai hadir.
"Tanda-tanda poros dovish dalam pesan kebijakan BI harus membuka pintu untuk langkah paling lambat pada Mei, diikuti oleh yang lain pada Agustus," ujar Tan seperti dikutip dari
Reuters.
Siklus Pelonggaran KecilEkonom Bank of America Merrill Lynch Mohamed Faiz Nagutha memprediksi BI akan memulai siklus pelonggaran kecil dan memangkas suku bunga acuan sebesar 75 bsp pada periode Juni-Agustus.
Ekonom Citi Helmi Arman memajukan perkiraan penurunan suku bunga 25 bsp pada kuartal ketiga, dari kuartal keempat. Pada kuartal terakhir itu, dia memprediksi suku bunga akan kembali rontok 50 bsp.
Di sisi lain, Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Antonius Permana memperingatkan bahwa kesenjangan transaksi berjalan mungkin melebar lagi pada April-Juni, yang dapat menunda pemangkasan bunga acuan BI.
Namun, Permana juga mencatat bahwa arus modal masuk dapat mengalir deras menutupi berbagai ukuran defisit neraca berjalan. Hal itu dipicu perhitungan cepat (quick count) sementara pemilihan presiden 2019 yang menunjukkan calon presiden Joko Widodo unggul dari calon presiden Prabowo Subianto.
"Arus masuk modal asing berpotensi tumbuh lebih besar karena ketidakpastian politik telah mereda," katanya.
[Gambas:Video CNN] (reuters/lav)