PLN Tambah Utang Rp16,5 Triliun Lewat Sindikasi

CNN Indonesia
Selasa, 23 Apr 2019 17:44 WIB
PLN mengantongi pinjaman sindikasi Rp16,75 triliun dari 7 lembaga bank dan nonbank. Pinjaman rencananya digunakan untuk pembangunan infrastruktur listrik.
PLN mengantongi pinjaman sindikasi Rp16,75 triliun dari 7 lembaga bank dan nonbank. Pinjaman rencananya digunakan untuk pembangunan infrastruktur listrik. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mengantongi pinjaman sindikasi senilai Rp16,75 triliun dari 7 lembaga keuangan bank dan non-bank nasional. Pinjaman tersebut terdiri dari dua skema, yaitu skema konvensional sebesar Rp13,25 triliun dan syariah sebesar Rp3,5 triliun.

Sindikasi perbankan terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BCA Syariah, dan PT Sarana Multi Infrastruktur. Jangka waktu pinjaman 10 tahun.

Acara penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dilakukan di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain biaya dana pinjaman yang kompetitif, pendanaan sindikasi ini juga meningkatkan portofolio rupiah pada pinjaman PLN serta menunjukkan dukungan perbankan nasional dalam mendanai pembangunan infrastruktur kelistrikan Tanah Air" ujar Direktur Keuangan Sarwono Sudarto dalam keterangan resmi, Selasa (23/4).


Keterlibatan lembaga keuangan bank dan non-bank syariah menunjukkan dukungan perseroan terhadap perkembangan ekonomi syariah untuk pembangunan infrastruktur.

Saat ini, perseroan terus berupaya meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk mendapat listrik dan melakukan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, di waktu yang sama perseroan juga melakukan efisiensi interal.

Sebagai catatan, pada 20 Februari 2019 lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan telah mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik 10 tahun ke depan, perseroan merencanakan pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik, di antaranya total pembangkit tenaga listrik sebesar 56.395 MegaWatt (MW).


Kemudian, total jaringan transmisi sepanjang 57.293 kilometer per second (kms), total gardu induk sebesar 124.341 MegaVoltAmpere (MVA), total jaringan distribusi sepanjang 472.795 kms, dan total gardu distribusi sebesar 33.730 MVA. Selain itu, perseroan juga terus mendorong pengembangan energi terbarukan dengan target penambahan pembangkit energi terbarukan sebesar 16.714 MW untuk mencapai target bauran EBT minimum 23 persen pada tahun 2025.

Pemerintah juga terus mendorong penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, yaitu penerapan teknologi PLTU Clean Coal Technology (CCT).

Sementara itu, bauran gas dijaga sebesar minimum 22 persen pada tahun 2025 untuk mendukung integrasi pembangkit EBT yang bersifat intermittent (Variable Renewable Energy).

Ke depan, perseroan akan membuka kerja sama dengan lembaga keuangan bank maupun non-bank untuk penyediaan dana pembangunan infrastrukturs kelistrikan. Ia berharap kepercayaan investor akan semakin meningkat untuk menanamkan investasi di Indonesia dengan ketersediaan listrik yang semakin handal.

[Gambas:Video CNN]

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan PLN, utang perseroan pada akhir September 2018 telah menembus Rp543 triliun atau meningkat 16,5 persen secara tahunan.

Pada November lalu, perseroan juga mendapatkan pinjaman sindikasi dari perbankan nasional senilai Rp4,5 triliun. (sfr/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER