Jakarta, CNN Indonesia -- Japan Rating Agency Ltd (
JCR), lembaga pemeringkat asal Jepang, mengerek peringkat
utang luar negeri Indonesia dari stabil menjadi positif. Kenaikan peringkat itu sekaligus menyatakan rating RI sebagai
investment grade (BBB) yang diumumkan pada akhir pekan lalu.
Gubernur Bank Indonesia (
BI) Perry Warjiyo menuturkan perbaikan prospek peringkat RI menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan yang ditempuh konsisten dan sudah tepat. Sehingga, meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia ke depan.
"Rating RI mencerminkan pertumbuhan ekonomi solid ditopang oleh konsumsi domestik, level defisit anggaran, dan utang pemerintah yang terjaga, resiliensi terhadap gejolak eksternal yang didukung oleh kebijakan nilai tukar fleksibel dan akumulasi cadangan devisa," ujarnya, mengutip situs resmi BI, Senin (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa faktor yang mendukung perbaikan peringkat, yakni
pertama, pemerintah telah merumuskan rencana pembangunan infrastruktur yang menjadi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Rencana tersebut, Perry melanjutkan, berjalan dengan perkembangan melebihi ekspektasi JCR dan landasan ekonomi semakin diperkuat untuk mengakselerasi pertumbuhan dalam jangka menengah-panjang.
Kedua, sambung dia, pemerintah juga telah meningkatkan anggaran untuk infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia, serta membatasi defisit anggaran dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Ketiga, kemungkinan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui keberlanjutan inisiatif reformasi.
Lebih lanjut Perry mengklaim bahwa BI telah meningkatkan kemampuan respons kebijakannya. Bauran kebijakan yang terdiri dari peningkatan suku bunga kebijakan secara kumulatif sebesar 175 basis poin (bps) sejak Mei 2018 dan relaksasi kebijakan makroprudensial memungkinkan BI menjaga stabilitas eksternal.
JCR, ia menuturkan yakin RI akan menjaga disiplin fiskal dalam mendorong konsolidasi fiskal. Pemerintah mengumumkan rencana untuk menjaga rasio defisit anggaran pada kisaran 1,5 persen dari PDB dan menurunkan rasio utang pemerintah terhadap PDB dari 29,8 persen pada 2018 menjadi 26-27 persen pada 2022.
"Selain itu, kondisi sektor perbankan masih tetap sehat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit bermasalah (NPL) akhir tahun lalu masing-masing sebesar 23 persen dan 2,4 persen," kata Perry.
Sekadar mengingatkan, terakhir kali JCR meningkatkan peringkat utang luar negeri RI dari BBB- (minus) dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil pada 8 Februari 2018 lalu.
[Gambas:Video CNN] (bir)