Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution memastikan pemindahan
ibu kota ke luar Pulau Jawa tak akan membuat ekonomi Indonesia kontraksi atau menurun. Ia optimistis perekonomian dalam negeri tetap berjalan normal.
"Ekonomi tetap jalan, ini tidak kemudian membuat ekonomi begitu (kontraksi)," ucap Darmin, Kamis (2/5).
Menurutnya, rencana pemindahan ibu kota yang diinginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat memungkinkan dilakukan. Pemerintah sedang mengkaji sumber dana untuk merealisasikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi Ibu Menteri Keuangan dengan dana yang sekarang bisa," tutur Darmin.
[Gambas:Video CNN]Saat ini, pemerintah belum memberikan kepastian ke mana ibu kota akan dipindahkan. Hal yang pasti, pemerintah menyebutkan ada tiga wilayah yang berpotensi menjadi pengganti DKI Jakarta, antara lain Sumatera bagian timur, Sulawesi bagian selatan, dan Kalimantan.
"Belum diputuskan di mana. Ini berarti masih tahap berjalan untuk evaluasi studi dan lainnya," terang Darmin.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan alasannya ingin memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa karena jumlah populasi yang masih rendah. Berbeda dengan Pulau Jawa yang sudah dinilai terlalu padat.
Ia memaparkan jumlah penduduk di Pulau Jawa mencapai 57 persen dari total populasi di Indonesia. Kemudian, jumlah penduduk di Sumatera 21 persen, Kalimantan 6 persen, Sulawesi 7 persen, dan Maluku serta Papua masing-masing 3 persen.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani belum bisa menjabarkan skema anggaran dan total biaya yang akan digelontorkan untuk memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa. Ia masih menunggu perencanaan matang dari Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Jadi untuk saat ini kami akan menunggu sampai perencanaan itu matang dan kalau perencanaan itu matang berarti estimasi dari anggarannya akan jauh lebih akurat," pungkas Sri Mulyani.
(aud/agi)