
Jepang Ajak Indonesia 'Tolak Proteksionisme' di Forum G20
CNN Indonesia | Kamis, 30/05/2019 17:14 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan Pemerintah Jepang mengajak Indonesia untuk mendukung penolakan terhadap proteksionisme dalam sistem perdagangan internasional. Sikap penolakan itu akan dibicarakan di pertemuan forum negara-negara G20 yang digelar di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni 2019 mendatang.
Hal ini disampaikan Enggar usai melakukan pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (29/5). Pertemuan itu juga dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi.
"Mereka minta dalam kesepakatan G20 Indonesia bisa memiliki kesamaan sikap soal proteksionisme di multilateral sistem perdagangan dan kami sampaikan hal yang sama bahwa itu bagian penting dalam pembahasan G20 nanti," ujar Enggar usai pertemuan.
Menurut Enggar, Indonesia memiliki sikap yang sama dengan pemerintah Jepang, yaitu menolak proteksionisme karena potensi mengganggu kelancaran hubungan perdagangan internasional. Padahal, perdagangan menjadi sumber ekonomi bagi seluruh negara di dunia.
Sayangnya, aksi proteksionisme justru tengah dilakukan oleh berbagai negara. Salah satunya, Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu tengah mengurangi impor dari berbagai negara, khususnya dari mitra dagang terbesar mereka, China.
Lebih lanjut, penolakan terhadap proteksionisme merupakan salah satu bentuk reformasi aturan main yang diusulkan kedua negara kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). "Kami sepakat untuk reformasi WTO, tapi bagaimana proses dan jalannya, itu jadi pembahasan selanjutnya," ungkapnya.
Sebelumnya, Jepang memang sudah menunjukkan penolakannya terhadap aksi proteksionisme yang berkembang beberapa waktu terakhir. Sebab, dianggap mengganggu kelancaran perdagangan internasional dan perekonomian dunia.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, Jepang pernah berpandangan bahwa proteksionisme memunculkan ketidakseimbangan global yang menjadi salah satu topik yang pernah dibahas forum G20.
Teranyar, AS menerapkan proteksionisme terhadap produk impor dari China dengan nilai US$200 miliar. Pada proteksionisme ini, AS mengenakan tarif bea masuk sebesar 25 persen terhadap produk impor dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
(uli/bir)
Hal ini disampaikan Enggar usai melakukan pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (29/5). Pertemuan itu juga dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi.
"Mereka minta dalam kesepakatan G20 Indonesia bisa memiliki kesamaan sikap soal proteksionisme di multilateral sistem perdagangan dan kami sampaikan hal yang sama bahwa itu bagian penting dalam pembahasan G20 nanti," ujar Enggar usai pertemuan.
Menurut Enggar, Indonesia memiliki sikap yang sama dengan pemerintah Jepang, yaitu menolak proteksionisme karena potensi mengganggu kelancaran hubungan perdagangan internasional. Padahal, perdagangan menjadi sumber ekonomi bagi seluruh negara di dunia.
Sayangnya, aksi proteksionisme justru tengah dilakukan oleh berbagai negara. Salah satunya, Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu tengah mengurangi impor dari berbagai negara, khususnya dari mitra dagang terbesar mereka, China.
Lebih lanjut, penolakan terhadap proteksionisme merupakan salah satu bentuk reformasi aturan main yang diusulkan kedua negara kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). "Kami sepakat untuk reformasi WTO, tapi bagaimana proses dan jalannya, itu jadi pembahasan selanjutnya," ungkapnya.
Sebelumnya, Jepang memang sudah menunjukkan penolakannya terhadap aksi proteksionisme yang berkembang beberapa waktu terakhir. Sebab, dianggap mengganggu kelancaran perdagangan internasional dan perekonomian dunia.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, Jepang pernah berpandangan bahwa proteksionisme memunculkan ketidakseimbangan global yang menjadi salah satu topik yang pernah dibahas forum G20.
Teranyar, AS menerapkan proteksionisme terhadap produk impor dari China dengan nilai US$200 miliar. Pada proteksionisme ini, AS mengenakan tarif bea masuk sebesar 25 persen terhadap produk impor dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
(uli/bir)
ARTIKEL TERKAIT

AS Sebut Tak Ada Mitra Dagang yang Memanipulasi Mata Uang
Ekonomi 6 bulan yang lalu
Menko Darmin Sebut Perang Dagang AS-China Rugikan Semua Pihak
Ekonomi 6 bulan yang lalu
Bank Sentral China: Perang Dagang Bikin Ekonomi Global Buruk
Ekonomi 6 bulan yang lalu
Ekonomi Jepang Tumbuh 0,5 Persen pada Kuartal I 2019
Ekonomi 6 bulan yang lalu
Perang Dagang Bikin Dana Asing Rp11,3 T 'Minggat' dari RI
Ekonomi 6 bulan yang lalu
FOTO: Penampakan Ekonomi China yang Lesu Akibat Perang Dagang
Ekonomi 6 bulan yang lalu
BACA JUGA

Radiasi Terdeteksi di Dekat Kampung Atlet Olimpiade 2020
Internasional • 06 December 2019 07:45
Dokter Jepang Tewas Diberondong di Afghanistan
Internasional • 05 December 2019 05:05
Pria Jepang Ditangkap Usai Buat 24 Ribu Aduan Lewat Telepon
Internasional • 03 December 2019 21:09
Film Studio Ghibli Bisa Dibeli Digital untuk Pertama Kalinya
Hiburan • 03 December 2019 18:51
TERPOPULER

Awak Kabin Heran Istri Eks Dirut Garuda Ikut 'Jemput' Pesawat
Ekonomi • 8 jam yang lalu
Awak Kabin Buka 'Borok' Ari Askhara Selama Jadi Dirut Garuda
Ekonomi 9 jam yang lalu
Menhub Bantu Erick Thohir 'Bersih-bersih' Garuda
Ekonomi 7 jam yang lalu