Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Dunia (World Bank) memangkas proyeksi
pertumbuhan ekonomi dunia hingga 0,3 persen pada 2019. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan menyentuh 2,9 persen. Namun, laporan
Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memotong pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,6 persen.
Laporan itu menyebut koreksi proyeksi sebagai cerminan dari perdagangan dan investasi global yang lebih lemah dari perkiraan pada awal tahun ini. Tak heran, pertumbuhan perdagangan global pun direvisi turun hingga satu poin menjadi 2,6 persen pada 2019 ini.
Angka pertumbuhan perdagangan dunia itu merupakan angka terendah dalam satu dekade terakhir atau sejak krisis keuangan global melanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Dunia mengaku bahwa proyeksi ini dibuat dengan asumsi bahwa ketidakpastian kebijakan terus meningkat, tarif impor baru akan dikenakan, serta peningkatan tensi perang dagang antara AS dan China yang masih akan memburuk.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju Eropa juga dipangkas. Tidak tanggung-tanggung, pemangkasannya bahkan mencapai 0,4 persen, yaitu dari 1,6 persen menjadi hanya 1,2 persen.
Sementara itu, revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar 0,1 persen menjadi 0,8 persen. Proyeksi ini lebih lemah menyusul ekspor ke China yang melemah. Namun, optimisme masih tampak dari tingkat pengangguran yang rendah dan partisipasi angkatan kerja yang terus meningkat.
Untuk China, Bank Dunia tidak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Proyeksinya tetap di kisaran 6,2 persen, meskipun masih terdapat tantangan terhadap arus perdagangan yang lemah, serta produksi manufaktur yang melempem.
[Gambas:Video CNN]RI Stabil, Negara Berkembang LesuUntuk pertumbuhan ekonomi RI, Bank Dunia belum mengubah proyeksinya. Diperkirakan angkanya stabil di kisaran 5,2 persen. "Di Indonesia, pertumbuhan selama ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan investasi dari berbagai proyek infrastruktur," tulis laporan tersebut.
Padahal, secara umum Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang (EMDE) hingga 0,3 persen, yakni dari 4,3 persen menjadi hanya 4 persen.
Kontribusi negatif terutama datang dari Turki, dengan revisi proyeksi hingga 2,6 persen menjadi minus 1 persen.
(bir)