Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (
BUMN) Fajar Harry Sampurno menyebut bahwa PT
Krakatau Steel (Persero) akan melakukan restrukturisasi. Salah satunya terkait organisasi dengan cara perampingan unit.
Hal itu dilakukan karena banyak terjadi rangkap jabatan di perusahaan. "Segala macam duplikasi jabatan diberesin. Rangkap jabatan diberesin," ujar Fajar di Gedung DPR, Kamis (27/6).
Namun, ia menampik perampingan akan berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) antara perusahaan dengan karyawan. Menurutnya, perusahaan hanya akan mengurangi jumlah pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) di anak usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pekerja PKWT berakhir, tidak diperpanjang," jelasnya.
Selain merombak organisasi, perusahaan juga akan merestrukturisasi keuangannya. Upaya ini dilakukan untuk menyelesaikan persoalan utang yang menumpuk.
Per akhir 2018, total utang perusahaan mencapai US$2,49 miliar yang terdiri dari utang jangka panjang US$899 juta dan utang jangka pendek US$1,60 miliar.
Selama tujuh tahun terakhir perusahaan tercatat terus merugi. Tahun lalu, perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar US$77 juta. Kerugian tersebut turun 10,38 persen dibanding rugi bersih 2017 lalu yang sebesar US$86 juta.
Perusahaan menargetkan bisa meneken perjanjian restrukturisasi utang (
master restructuring agreement/MRA) dengan sejumlah debiturnya sebelum akhir bulan.
"MRA itu (antara KS) dengan (anggota) Himpunan Bank Negara (himbara), ada swasta dan ada asing," imbuh Fajar.
Kementerian BUMN diketahui menargetkan Krakatau Steel untuk bisa mencetak untung pada 2025 mendatang.
[Gambas:Video CNN] (sfr/bir)