AS Disebut Tak Akan Bebankan Bea Impor Tambahan Bagi China

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Jun 2019 12:44 WIB
Kantor berita Xinhua mengklaim AS tidak akan membebankan bea masuk impor bagi produk China setelah Donald Trump dan Xi Jinping bertemu.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat (AS) tidak akan membebankan bea masuk impor baru bagi produk China. Keputusan ini dihasilkan setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela KTT G20, Sabtu (29/6).

Dikutip dari Reuters, yang juga mengutip dari kantor berita Xinhua, keputusan ini diambil mengingat diskusi antara keduanya masih terus berlangsung. Kemudian, China dan AS disebut akan meneruskan dialog terkait perang dagang menggunakan azas saling menghormati.

Delegasi AS masih belum mengonfirmasi kabar tersebut, tapi Trump mengatakan bahwa pertemuan dengan China sesuai dengan yang ia harapkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Pembicaraan) kami kembali ke jalur semula," kata Trump.

Perang dagang AS-China bermula kala Trump kesal dengan neraca perdagangannya yang selalu mencatat defisit dengan China. Ia kemudian mengeluarkan kebijakan proteksionisme untuk mengeluarkan AS dari jebakan defisit dagang.

Akhirnya, perang dagang dimulai pada 22 Januari 2018, ketika AS mengerek bea masuk impor panel surya dan mesin cuci masing-masing menjadi 30 persen dan 20 persen.

Setelahnya, China membalas perbuatan AS dengan mengerek empat kali bea masuk untuk produk impor asal AS. Negeri Paman Sam pun kemudian membalas lagi serangan China dengan menerapkan lima kali kenaikan bea masuk impor.

Tensi perang dagang kian memanas pada Mei lalu setelah AS menaikkan lagi bea masuk bagi produk China sebanyak US$200 miliar dari 10 persen menjadi 25 persen lantaran China dianggap menghambat jalannya negosiasi perang dagang.

Bahkan, Trump juga mengancam akan menaikkan bea masuk impor asal China sebesar 25 persen dari sebelumnya 10 persen bagi produk impor lain senilai US$200 miliar jika pembicaraan dengan China tak berjalan dengan baik sepanjang G20.

(glh/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER