Berpotensi Rugi, Pemerintah Pastikan Proyek KRAS Tetap Jalan

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jul 2019 17:10 WIB
Proyek pabrik blast furnace PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tetap berjalan meski dituding merugikan Rp1,2 triliun per tahun oleh eks komisarisnya.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan proyek pabrik blast furnace milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tetap berjalan meski dicap merugikan perusahaan sebesar Rp1,2 triliun per tahun. Rencananya, uji coba proyek akan berlangsung dua bulan dan kini disebut sudah memasuki pekan keduanya.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno berharap proyek tersebut tetap berjalan mengingat emiten berkode KRAS ini sudah menggelontorkan investasi Rp10 triliun. Ia telah mendengar pendapat soal proyek ini yang dianggap merugikan namun instansinya mengaku tak pernah memaksa perusahaan untuk meneruskan operasi pabrik tersebut.

"Tidak ada (arahan dari kami). Kalau kami memang mengharapkan pabrik ini jalan terus dan kalau ada masalah di dalamnya, silakan (dibenahi). Kami inginnya tetap jalan terus," ujar Fajar, Rabu (24/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelumnya, proyek pabrik blast furnace yang memproduksi hot metal ini sempat menuai kritik dari eks Komisaris Krakatau Steel Roy Maningkas. Sejak pertama kali menduduki jabatan komisaris 2015 lalu, Roy mengklaim sudah berkali-kali mengingatkan bahwa proyek yang dinisiasi sejak 2011 tersebut hanya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Pasalnya, Harga Pokok Penjualan (HPP) hot metal dari pabrik tersebut terbilang cukup mahal yakni US$8,2 per ton. Dengan kapasitas produksi 1,1 juta ton per tahun, ia menaksir perusahaan baja pelat merah itu akan rugi Rp1,2 triliun per tahun.

Tak hanya itu, Roy juga mencium aroma keganjilan dari proyek tersebut. Sebab, pabrik itu rencananya hanya akan beroperasi dua bulan saja sebelum ditidurkan lagi dalam jangka waktu yang tak tentu. Kondisi ini justru disebutnya akan menimbulkan kerusakan mesin.

Namun, karena pendapatnya kerap tak digubris, Roy memilih mengundurkan diri dari jabatan komisaris.


Terkait pengunduran tersebut, Fajar sejatinya menghormati keputusan Roy. Rencananya, agenda pemilihan komisaris akan dilangsungkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berikutnya.

"Beliau sampaikan pengunduran diri dan sesuai anggaran dasar ini terbuka saja. Jadi nanti biar RUPS saja yang sampaikan, dan kami belum cari penggantinya," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN] (glh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER