Tingginya Biaya Dana Gerus Laba Bank Danamon Semester I

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jul 2019 20:27 WIB
Bank Danamon meraup laba bersih Rp1,81 triliun sepanjang semester I 2019 atau turun 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Bank Danamon Tbk (BDMN) merosot 10 persen menjadi Rp1,81 triliun sepanjang semester I 2019, dari keuntungan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2 triliun.

Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan penurunan laba bersih disebabkan oleh tingginya biaya dana (cost of fund) sebesar 100 basis poin. Tingginya beban biaya perusahaan ini diakui Satinder terjadi sejak tahun lalu.

"Ada dampak biaya dana meningkat 1 persen, tapi ini akan segera turun dalam waktu ke depan," ucap Satinder, Rabu (24/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Peningkatan biaya dana terjadi demi menggaet pasar untuk menempatkan dananya di Bank Danamon sehingga jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap terjaga. Maklum, likuiditas industri perbankan tahun lalu terbilang cukup ketat. Pertumbuhan giro dan tabungan naik 8 persen. Sementara itu, deposito tumbuh 16 persen.

"Kondisi pasar juga kompetitif dan tidak mau nasabah terdampak," ujarnya.

Di sisi lain, total kredit dan trade finance perusahaan tercatat naik 11 persen menjadi Rp148 triliun. Kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh segmen.

Satinder merinci Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 28 persen menjadi Rp8,8 triliun, perbankan korporasi, komersial, dan institusi keuangan naik 15 persen menjadi Rp44,3 triliun, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) meningkat 15 persen menjadi Rp35 triliun.

Kemudian, pembiayaan kendaraan bermotor yang disalurkan anak usahanya, Adira Finance, meningkat 12 persen menjadi Rp53,9 triliun hingga Juni 2019. Kenaikan itu ditopang oleh pembiayaan kendaraan roda dua dan roda empat.

"Pembiayaan roda dua dan empat masing-masing naik sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Satinder.


Adapun, perusahaan berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross sebesar 3,2 persen dari sebelumnya 3,3 persen. Hanya saja, total pendapatan bunga bersih perusahaan turun 2 persen dari Rp7,21 triliun menjadi Rp7 triliun.

Dari sisi kecukupan modal, khusus untuk Bank Danamon, Satinder menyebut (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 22,2 persen. Secara konsolidasi, CAR perusahaan sebesar 21,7 persen. Tak ayal, ia mengklaim modal perusahaan cukup kuat.

Tekan Biaya Dana

Ia menambahkan perusahaan akan berupaya menurunkan biaya dana mulai kuartal III dan IV 2019 seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen dari 6 persen.

"Mungkin perlu waktu tiga sampai enam bulan untuk biaya dana (turun) sebesar 25 basis poin," ujarnya.

Manajemen secara internal akan berdiskusi terkait penurunan bunga kredit usai BI memangkas suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini. Namun, Satinder belum bisa memastikan berapa persen perusahaan akan menurunkan bunga kredit.

"Semua segmen kredit kami lihat, minggu depan baru kami bicara," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]
(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER