Darmin: Waspadai Dampak Kemarau Panjang Terhadap Inflasi

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jul 2019 19:15 WIB
Pemerintah mewaspadai pengaruh musim kemarau panjang terhadap inflasi. Kekhawatirannya, kemarau mempengaruhi pasokan pangan dan berpotensi mengerek harga.
Ilustrasi kemarau. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mewaspadai pengaruh musim kemarau panjang terhadap inflasi. Sebab, kemarau panjang dikhawatirkan akan berpengaruh pada pasokan komoditas pangan sehingga berpotensi mengerek harga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi atas kondisi tersebut.

"Kami terus memonitor dan menyiapkan langkah. Apa langkahnya? Kami mau lihat Agustus ini seperti apa," katanya, Kamis (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan Indonesia akan mengalami musim panen raya yang diprediksi berlangsung pada Agustus 2019.

Oleh sebab itu, pihaknya akan mengawasi perkembangan pasokan komoditas hingga satu bulan ke depan. Harapannya, panen raya bisa memenuhi ketersediaan komoditas sehingga tidak terjadi kelangkaan di pasar.

"Kami akan melihat dari sini ke Agustus seperti apa pengaruhnya. Sekaligus kami menunggu apakah ada perkembangan terjadi," tuturnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada Agustus hingga September. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa berlanjut ke November. Itu berarti, puncak musim kemarau diramalkan berbarengan dengan panen raya.

BMKG mencatat 7 provinsi yang telah melaporkan kekeringan. Dari 7 provinsi itu, 55 kabupaten atau kota telah status siaga darurat, yakni 25 kota di wilayah Jawa Timur, 12 di Jawa Tengah, 3 di NTB, 6 di NTT, 3 di Yogyakarta, dan 5 di Jawa Barat, serta 1 kota di Banten.
[Gambas:Video CNN]
Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih kering dan lebih terik dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia mengatakan salah satu faktor penyebab kekeringan itu adalah akibat fenomena El Nino. El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Dampak dari El Nino yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

"Fenomena El Nino bersamaan dengan musim kemarau sehingga dampak yang dirasakan adalah kemaraunya menjadi lebih kering dibanding tahun 2018," kata Hary belum lama ini. (ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER