Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (
Aprindo) memprediksi potensi kerugian material peritel mencapai Rp200 miliar akibat
listrik mati. Hal ini disebabkan berkurangnya pengunjung yang berbelanja di pusat toko
ritel modern maupun pusat perbelanjaan.
Insiden itu juga bertepatan pada akhir pekan, di mana banyak masyarakat menghabiskan waktu luangnya di gerai ritel modern atau pusat perbelanjaan.
Ketua Aprindo Roy Mandey mengatakan asumsi itu dibuat berdasarkan perhitungan jika rata-rata pengunjung pusat perbelanjaan mencapai 30 ribu orang pada akhir pekan. Dari jumlah tersebut, ia memperkirakan 10 orang orang menunda belanjanya akibat listrik padam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka belanja Rp200 ribu berarti sudah Rp2 miliar (rugi). Kemudian, dikali 82 mal di seluruh Jakarta, jadi sekitar Rp164 miliar," jelasnya kepada
CNNIndonesia.com, Senin (5/8).
Ia mengatakan mayoritas pengunjung pusat perbelanjaan datang bukan untuk belanja, namun sekadar menghilangkan kebosanan akibat listrik padam lebih dari 2 jam. Ada juga yang memilih bertahan menghindari jalanan padat.
Total potensi kerugian itu ditambahkan dengan potensi kehilangan omzet dari ritel modern di luar pusat perbelanjaan (stand alone) yang jumlahnya mencapai kurang lebih 2.500 atau senilai Rp36 miliar. Dengan demikian, didapatkan asumsi kasar sebesar Rp200 miliar.
"Nilai tersebut belum memasukkan kerugian dari barang yang bisa rusak akibat listrik padam seperti daging dan ikan," imbuhnya.
Di samping potensi kehilangan omzet, ia menyebut biaya operasional ikut membengkak. Alasannya beberapa gerai menggunakan genset agar bisa tetap melayani pengunjung.
"Itu seharusnya tidak perlu kami keluarkan," jelasnya.
PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya perusahaan yang mensuplai listrik, lanjut roy, seharusnya bisa bertindak lebih cepat dan tanggap jika didapati gangguan gardu listrik.
Di samping itu, PLN seyogyanya memberi pengumuman terlebih dahulu kepada pelaku usaha agar bisa mempersiapkan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat saat listrik padam. "Kami setuju bahwa seharusnya PLN mempunyai sistem mumpuni untuk mengantisipasi masalah semacam ini," terang dia.
Sebagai informasi, listrik padam di sejumlah wilayah Jakarta dan sebagian Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah, pada Minggu (4/8). Bahkan beberapa wilayah masih padam hingga Senin (5/8) pagi.
[Gambas:Video CNN]PLN menjelaskan listrik mati karena ada gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kiloVolt (kV). Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan.
Atas kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Kantor Pusat PLN, Senin (5/8). Jokowi meminta perusahaan setrum negara tersebut untuk segera menyelesaikan masalah.
Ia juga mempertanyakan jajaran PLN yang tak menghitung kejadian gangguan listrik sehingga berdampak pada pemadaman di sejumlah wilayah. Menurutnya, listrik mati tiba-tiba menunjukkan tak ada langkah antisipasi dari PLN.
"Kok tahu-tahu
drop (listrik) itu? Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," ujarnya.
(ulf/bir)