Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso resmi dikukuhkan menjadi guru besar tidak tetap Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dalam pidato ilmiahnya, Wimboh bicara soal Revolusi Digital: 'New Paradigm', mengenai penggunaan teknologi dalam pengembangan perekonomian.
"Revolusi digital telah menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi. Meski demikian ada potensi risiko yang harus dimitigasi," ujar Wimboh dalam pidato pengukuhan di Auditorium GPH Haryo Mataram, Surakarta, Senin (26/8).
Potensi pertama adalah transformasi digital yang menyebabkan biaya produksi menjadi lebih murah. Akibatnya, kemungkinan akan menurunkan daya tawar suatu negara berkembang dalam konteks biaya tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika hal itu terjadi, lanjutnya, akan menyebabkan penurunan upah riil tenaga kerja di negara berkembang. Hal ini akhirnya berimbas pada pelebaran kesenjangan pendapatan.
Konsekuensi yang kedua adalah potensi perbedaan perspektif waktu antara sektor keuangan dengan industri. Sektor keuangan mungkin lebih menghendaki imbal hasil dalam jangka pendek.
"Sedangkan sektor industri memiliki perspektif jangka panjang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan," imbuh pria 62 tahun itu.
Konsekuensi ketiga yaitu terjadinya disrupsi di dalam pasar tenaga kerja. Potensi hilangnya pekerjaan dan peningkatan pengangguran merupakan salah satu fokus utama dari pengambilan kebijakan di berbagai negara.
Diketahui, pria asal Boyolali itu menjadi guru besar pertama yang berstatus tidak tetap di bidang ilmu manajemen risiko di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS.
Dalam acara tersebut turut hadir jajaran anggota dewan komisioner OJK, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Chairul Tanjung, Anggota Dewan Penyantun UNS, Ketua Senat, Sekretaris Senat, Guru Besar, serta Anggota Senat Universitas Sebelas Maret.
(fef)