Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/
Bappenas) meyakini
pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tak hanya akan mengerek ekonomi dan
investasi di kawasan tersebut. Pemindahan tersebut mereka ramal juga akan berdampak pada ekonomi provinsi lain.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satu provinsi yang bisa mendapatkan dampak adalah Sulawesi Selatan. Daerah tersebut diperkirakan kecipratan penambahan investasi terbesar, yakni 0,8 persen dari pemindahan ibu kota.
Peningkatan investasi itu akan tersebar di beberapa sektor, seperti semen, pertambangan, dan peternakan. "Dengan pemindahan ibu kota ini bukan hanya Kalimantan Timur yang investasinya naik tapi juga provinsi tetangga akan dapatkan manfaat. Sulawesi Selatan paling besar," ucap Bambang, Rabu (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Sulawesi Selatan, peningkatan investasi menurut proyeksi Bappenas juga akan dialami Sulawesi Tenggara yang diramal naik sekitar 0,6 persen, Sulawesi lainnya yang berpotensi terkerek sekitar 0,2 persen.
"Lalu juga Indonesia bagian timur dan DKI Jakarta meski lebih kecil," imbuh Bambang.
Ia menyatakan pembangunan ibu kota baru berpeluang mendorong investasi di Indonesia bagian timur dan DKI Jakarta hampir 0,2 persen. Begitu juga dengan investasi Kalimantan Tengah yang diprediksi naik 0,2 persen.
Sementara itu, nilai investasi di Kalimantan Timur bakal terkerek sebesar 47,7 persen. Pasalnya, ada pembangunan konstruksi besar-besaran yang didesain sebagai tempat tinggal bagi 1,5 juta orang dalam waktu lima sampai 10 tahun ke depan.
"Sehingga wajar kalau investasi riil naik hampir 50 persen. Pulau Kalimantan juga akan meningkat 34,5 persen," ucap Bambang.
Secara keseluruhan, ada potensi kenaikan sebesar 4,7 persen untuk investasi nasional. Hal ini, kata Bambang, akan menambah amunisi bagi pertumbuhan ekonomi nasional
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur berpotensi 7,3 persen untuk jangka pendek, Pulau Kalimantan 4,7 persen, dan Indonesia 0,6 persen," kata Bambang.
[Gambas:Video CNN] (aud/agt)