Jakarta, CNN Indonesia --
Perekonomian China hanya tumbuh 6 persen pada kuartal III 2019 di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Kinerja itu melambat 0,2 persen dari kuartal-II 2019, 6,2 persen.
Dilansir dari AFP, Jumat (18/10), kinerja tersebut merupakan kinerja kuartalan terendah sejak 1992. Kendati demikian, angka tersebut masih dalam kisaran target China untuk tahun ini sekitar 6 - 6,5 persen.
Mao Shengyong, juru bicara Biro Statistik China, mengatakan China menghadapi peningkatan risiko dan tantangan baik dari dalam dan luar negeri. Namun, ia menyatakan ekonomi China masih mempertahankan stabilitas keseluruhan serta mampu meningkatkan standar hidup.
Perlambatan ekonomi China ditengarai akibat perang dagang yang berlangsung dengan AS dan melambatnya permintaan domestik.
Selain itu, China sedang dihadapkan pada persoalan kenaikan harga daging akibat wabah demam babi yang terjadi di kawasan tersebut.
China sendiri telah mendorong langkah-langkah stimulus pada tahun ini dengan meningkatkan tingkat penggantian pajak untuk eksportir terkait dengan pengenaan tarif AS, meningkatkan pinjaman bank serta mengerek pengeluaran pada proyek-proyek infrastruktur utama termasuk jalan dan kereta api.
[Gambas:Video CNN]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(afp/sfr)