
Ma'ruf Desak Kementan Kejar Target Peremajaan Kebun Sawit
CNN Indonesia | Kamis, 31/10/2019 10:29 WIB

Nusa Dua, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempercepat upaya pencapaian target peremajaan perkebunan (replanting) kelapa sawit rakyat demi mendongkrak produktivitas komoditas tersebut. Sebab, produktivitas mempengaruhi peningkatan daya saing sawit.
Hal ini disampaikan Ma'ruf saat membuka konferensi sawit tahunan bertajuk Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2019 di Nusa Dua, Bali, Kamis (31/10). Acara tersebut diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan dihadiri oleh para pelaku dan pihak terkait di industri sawit internasional.
Dalam pidato pembukanya, Ma'ruf ingin Kementan mampu mengejar target replanting mencapai 185 ribu hektare (ha) pada tahun ini meski realisasinya baru mencapai 51 ribu ha pada Agustus lalu.
"Saya harap bisa didorong peningkatan produktivitas lahan dan daya saing kelapa sawit. Saya minta ke Kementan untuk melakukan program peremajaan perkebunan sawit rakyat yang pendanaannya didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS)," ucap Ma'ruf dalam pidatonya.
Dalam mengejar target itu, Ma'ruf turut meminta Kementan agar dapat menyederhanakan berbagai proses administrasi. Pasalnya, ia mendengar proses administrasi sering kali menjadi penghambat utama terealisasinya program replanting di perkebunan rakyat.
"Selain itu beri juga penghargaan kepada petani yang produktivitasnya tinggi. Ini jangan harus ditingkatkan dan jadi pemicu bagi petani lain," katanya.
Ia juga turut meminta para pelaku industri lain, seperti dunia usaha agar bisa meningkatkan hilirisasi komoditas. Misalnya, dengan terus mengundang investasi agar masuk ke industri hilir. Hal itu akan memicu diversifikasi produk turunan dari kelapa sawit.
Selain itu, ia juga mendorong percepatan implementasi sertifikasi dan standar produk nasional sawit bertajuk Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Ia berharap ISPO mampu menjadi perisai bagi sentimen dan kampanye negatif bagi industri sawit nasional.
"Saya sambut baik rencana GAPKI untuk mempercepat ISPO pada akhir tahun 2020," imbuhnya.
Kemudian, Ma'ruf turut menghimbau para pemerintah daerah agar mampu menjembatani petani plasma sawit dengan perusahaan besar dalam rangka kerja sama, sehingga produktivitas juga bisa meningkat. Sementara dari sisi pemerintah pusat, ia berkomitmen bahwa pemerintah akan terus memberi dukungan kepada sektor komoditas ini.
Caranya, dengan mempercepat implementasi program mandatori campuran bahan bakar minyak sawit ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis diesel atau biodiesel. Ma'ruf mencatat implementasi program B20 sudah menyerap sekitar 4 juta ton minyak sawit (Crude Palm Oils/CPO) pada Oktober 2019.
Ia memperkirakan penyerapan CPO pada program B20 akan mencapai 6,4 juta ton pada akhir tahun ini. Sementara pelaksanaan program B30 pada tahun depan diperkirakan bisa menyerap CPO sekitar 3 juta ton.
[Gambas:Video CNN]
"Ini merupakan langkah untuk memperkuat pasar domestik dengan menggunakan CPO untuk pembangkit listrik PLN dan greenfuel, seperti green gasoline dan green avtur," tuturnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf juga menekankan beberapa komitmen penguatan industri sawit yang sudah pernah dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan diteruskan. Mulai dari penggunaan teknologi dalam proses industri, replanting, perluasan pangsa ekspor, hingga hilirisasi.
"Ini dilakukan karena tingginya ekspor sawit bisa membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi lebih baik sehingga bisa memberikan sumbangsih devisa yang lebih tinggi lagi," pungkasnya.
(uli/sfr)
Hal ini disampaikan Ma'ruf saat membuka konferensi sawit tahunan bertajuk Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2019 di Nusa Dua, Bali, Kamis (31/10). Acara tersebut diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan dihadiri oleh para pelaku dan pihak terkait di industri sawit internasional.
Dalam pidato pembukanya, Ma'ruf ingin Kementan mampu mengejar target replanting mencapai 185 ribu hektare (ha) pada tahun ini meski realisasinya baru mencapai 51 ribu ha pada Agustus lalu.
"Saya harap bisa didorong peningkatan produktivitas lahan dan daya saing kelapa sawit. Saya minta ke Kementan untuk melakukan program peremajaan perkebunan sawit rakyat yang pendanaannya didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS)," ucap Ma'ruf dalam pidatonya.
"Selain itu beri juga penghargaan kepada petani yang produktivitasnya tinggi. Ini jangan harus ditingkatkan dan jadi pemicu bagi petani lain," katanya.
Ia juga turut meminta para pelaku industri lain, seperti dunia usaha agar bisa meningkatkan hilirisasi komoditas. Misalnya, dengan terus mengundang investasi agar masuk ke industri hilir. Hal itu akan memicu diversifikasi produk turunan dari kelapa sawit.
Selain itu, ia juga mendorong percepatan implementasi sertifikasi dan standar produk nasional sawit bertajuk Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Ia berharap ISPO mampu menjadi perisai bagi sentimen dan kampanye negatif bagi industri sawit nasional.
Kemudian, Ma'ruf turut menghimbau para pemerintah daerah agar mampu menjembatani petani plasma sawit dengan perusahaan besar dalam rangka kerja sama, sehingga produktivitas juga bisa meningkat. Sementara dari sisi pemerintah pusat, ia berkomitmen bahwa pemerintah akan terus memberi dukungan kepada sektor komoditas ini.
Caranya, dengan mempercepat implementasi program mandatori campuran bahan bakar minyak sawit ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis diesel atau biodiesel. Ma'ruf mencatat implementasi program B20 sudah menyerap sekitar 4 juta ton minyak sawit (Crude Palm Oils/CPO) pada Oktober 2019.
Ia memperkirakan penyerapan CPO pada program B20 akan mencapai 6,4 juta ton pada akhir tahun ini. Sementara pelaksanaan program B30 pada tahun depan diperkirakan bisa menyerap CPO sekitar 3 juta ton.
[Gambas:Video CNN]
"Ini merupakan langkah untuk memperkuat pasar domestik dengan menggunakan CPO untuk pembangkit listrik PLN dan greenfuel, seperti green gasoline dan green avtur," tuturnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf juga menekankan beberapa komitmen penguatan industri sawit yang sudah pernah dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan diteruskan. Mulai dari penggunaan teknologi dalam proses industri, replanting, perluasan pangsa ekspor, hingga hilirisasi.
"Ini dilakukan karena tingginya ekspor sawit bisa membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi lebih baik sehingga bisa memberikan sumbangsih devisa yang lebih tinggi lagi," pungkasnya.
ARTIKEL TERKAIT

Sertijab, Eks Mentan Wariskan 'PR' Empat Komoditas
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Sentimen Global Dongkrak Harga Emas Jadi Rp754 Ribu per Gram
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Progres Perundingan Dagang AS-China Kerek Harga Emas Dunia
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Pelantikan Jokowi Beri Berkah ke Saham Sektor Konstruksi
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Sentimen Pendongkrak Minim, Harga Emas Berpotensi Melemah
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Sentimen Brexit Buat Harga Emas Dunia dan Antam Beda Arah
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Ma'ruf Sebut Materi Khilafah di Madrasah Harus Proporsional
Nasional • 11 December 2019 22:30
Ma'ruf Amin Ingatkan Tanah Wakaf Tak Melulu untuk Masjid
Nasional • 11 December 2019 06:42
Pelapor Jafar Shodiq: Rasa Sakit Warga Banten Ada di Sini
Nasional • 05 December 2019 17:15
Ma'ruf: Majelis Taklim Perlu Didata untuk Cegah Radikalisme
Nasional • 02 December 2019 17:49
TERPOPULER

Jasa Marga Jelaskan 'Jalan Bergelombang' Tol Layang Japek II
Ekonomi • 8 jam yang lalu
Tarif Tol Jagorawi Naik Jadi Rp7.000 per 19 Desember
Ekonomi 3 jam yang lalu
Arti Penyelundupan yang Menjerat Eks Dirut Garuda
Ekonomi 9 jam yang lalu