
Faktor Teknis Tekan Rupiah ke Level Rp14.022 per Dolar AS
CNN Indonesia | Rabu, 06/11/2019 16:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.022 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Rabu (6/11) sore. Posisi tersebut melemah 38 poin atau 0,38 persen dibandingkan perdagangan Selasa (5/11) kemarin yang di Rp13.984 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.993 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Selasa, yang di Rp14.031 per dolar AS. Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS.
Tercatat, yuan China menguat 0,17 persen, yen Jepang juga menguat sebesar 0,12 persen, begitu juga dolar Singapura dan dolar Hong Kong yang masing-masing menguat tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen. Selanjutnya, negara yang mengalami penurunan nilai adalah Peso Filipina yang terpantau melemah 0,47 persen, rupee India juga melemah 0,36 persen, serta ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.
Sementara itu, hanya won Korea berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Australia menguat
0,10 persen, serta euro yang menguat sebesar 0,09 persen.
Hanya dolar Kanada yang terpantau melemah tipis sebesar 0,01 persen terhadap dolar AS. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dipicu faktor disebabkan oleh faktor teknis.
"Karena kemarin sudah terlalu cepat penguatannya, wajar kalau hari ini rupiah melemah. Pelemahan akibat technical rebound," kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/11).
Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah hari ini masih tertahan oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 yang masih bisa mencapai level 5,02 persen. Pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan ekspektasi pasar
[Gambas:Video CNN]
Ibrahim menyebut pasar yakin dalam melihat pertumbuhan ekonomi kuartal III. Pertumbuhan tersebut membuat mereka yakin pemerintah terus berupaya menjaga ekonomi dalam negeri..
Dari sisi eksternal, Ibrahim menilai pergerakan rupiah masih dipengaruhi perkembangan perundingan dagang antara AS-China. Kedua negara masih berupaya mewujudkan kesepakatan damai dagang fase I.
"Pasar menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase I akan diteken," tuturnya.
Lebih Lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali melemah Kamis (6/11) di kisaran Rp14 ribu hingga Rp14.050 per dolar AS.
(ara/agt)
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.993 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Selasa, yang di Rp14.031 per dolar AS. Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS.
Tercatat, yuan China menguat 0,17 persen, yen Jepang juga menguat sebesar 0,12 persen, begitu juga dolar Singapura dan dolar Hong Kong yang masing-masing menguat tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen. Selanjutnya, negara yang mengalami penurunan nilai adalah Peso Filipina yang terpantau melemah 0,47 persen, rupee India juga melemah 0,36 persen, serta ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.
Sementara itu, hanya won Korea berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Australia menguat
0,10 persen, serta euro yang menguat sebesar 0,09 persen.
"Karena kemarin sudah terlalu cepat penguatannya, wajar kalau hari ini rupiah melemah. Pelemahan akibat technical rebound," kata Ibrahim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/11).
Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah hari ini masih tertahan oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 yang masih bisa mencapai level 5,02 persen. Pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan ekspektasi pasar
[Gambas:Video CNN]
Ibrahim menyebut pasar yakin dalam melihat pertumbuhan ekonomi kuartal III. Pertumbuhan tersebut membuat mereka yakin pemerintah terus berupaya menjaga ekonomi dalam negeri..
Dari sisi eksternal, Ibrahim menilai pergerakan rupiah masih dipengaruhi perkembangan perundingan dagang antara AS-China. Kedua negara masih berupaya mewujudkan kesepakatan damai dagang fase I.
"Pasar menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase I akan diteken," tuturnya.
Lebih Lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali melemah Kamis (6/11) di kisaran Rp14 ribu hingga Rp14.050 per dolar AS.
(ara/agt)
ARTIKEL TERKAIT

Rupiah Terjaga di Rp13.990 Jelang Kesepakatan Dagang AS-China
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Walau Ekonomi Turun, Rupiah Menguat ke Rp13.984 per Dolar AS
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Rupiah Melemah ke Rp14.025 per Dolar AS pada Selasa Pagi
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Rupiah Menguat ke Rp14.014 per Dolar di Awal Pekan
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Tensi Dagang AS-China Membaik, Rupiah Menguat ke Rp14.002
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BI: Ada Ruang Rupiah Menguat ke Bawah Rp14 Ribu per Dolar AS
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

KPK Sita Rupiah dan Yuan dari Rumah Bupati Bekasi
Nasional • 18 October 2018 15:36
Dipukul Rupiah Anjlok, Harga Chevrolet Belum 'Goyang'
Teknologi • 15 October 2018 14:43
Gerindra: Pemerintah Sepelekan Kurs Rupiah, Tempe Bisa Naik
Nasional • 11 October 2018 01:01
Prabowo: Mata Uang Lemah Cermin Ekonomi Lemah
Nasional • 23 September 2018 02:23
TERPOPULER

Jokowi Targetkan Tol JORR II Selesai Akhir 2020
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Garuda Indonesia Buka Suara Soal Angkut Mobil Ferrari Merah
Ekonomi 7 jam yang lalu
Sidang Komite BPH Migas Putuskan Penyalur BBM Subsidi 2020
Ekonomi 2 jam yang lalu