
Cerai dari Sriwijaya, Erick Minta Garuda Fokus ke Anak Usaha
CNN Indonesia | Senin, 11/11/2019 20:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut baik 'perceraian' Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia. Sebab, pemutusan kerja sama diharapkan bisa membuat Garuda Indonesia fokus menggarap bisnis anak usaha.
"Ya alhamdulillah, bagus kan. Kalau Sriwijaya ingin berdiri sendiri ya saya rasa Garuda lebih senang, orang Garuda juga ada anak perusahaan, Citilink yang harus diperhatikan," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/11).
Selain itu, menurutnya, perceraian Sriwijaya dan Garuda Indonesia bisa membuat pasar industri penerbangan nasional lebih sehat. Pasalnya, jumlah pemain di industri ini jadi tidak hanya menyisakan dua pemain saja alias oligopoli, yaitu Garuda Indonesia-Sriwijaya dan Lion Air.
"Industri penerbangan tidak oligopoli, ada persaingan, bagus," imbuhnya.
Sementara terkait perseteruan kedua pihak, Erick meminta Garuda Indonesia selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibawahinya untuk mengikuti seluruh proses hukum yang berlaku. Begitu pula bila ada rekomendasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku auditor utang yang ada di kedua perusahaan.
"Saya rasa itu harus kita hormati ya, yang penting bagaimana kita menyelesaikan tentu masalah utang yang akan diperiksa oleh BPKP untuk dari Sriwijaya. Kan mereka harus selesaikan bagaimana utangnya," terangnya.
Hubungan Sriwijaya dan Garuda Indonesia kembali keruh lantaran pemegang saham Sriwijaya menghentikan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia. Kuasa hukum sekaligus pemegang saham Sriwijaya Yusril Ihza Mahendra mengatakan pihaknya semula akan menyelesaikan rancangan perpanjangan perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia pada Kamis (7/11) malam.
Namun, tidak tercapai kesepakatan dalam penyusunan jajaran direksi Sriwijaya. Karenanya, pemegang saham Sriwijaya Air memutuskan untuk bercerai dengan Garuda Indonesia.
"Nota pemberitahuan pengakhiran kerja sama itu dikirimkan ke Garuda, Citilink dan GMF hari ini. Sriwijaya juga memberitahukan secara resmi Menteri Perhubungan bahwa manajemen Sriwijaya kini diambil alih dan dijalankan sendiri oleh Sriwijaya," katanya.
Setelah keputusan tersebut diambil, pemegang saham Sriwijaya memutuskan mengangkat jajaran direksi baru yang seluruhnya berasal dari internal perusahaan. Sejalan dengan itu, Sriwijaya juga mengembalikan semua staf yang sebelumnya ditempatkan dan diperbantukan kepada Garuda Indonesia.
Sriwijaya juga akan mengundang Garuda Indonesia untuk duduk satu meja membahas pemutusan kerja sama yang sudah berlangsung selama setahun itu.
"Kami meminta agar BPKP dan auditor independen melakukan audit terhadap Sriwijaya selama manajemen yang direksinya mayoritas berasal dari Garuda Indonesia Group untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguh selama di-manage oleh Garuda Indonesia Group," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/sfr)
"Ya alhamdulillah, bagus kan. Kalau Sriwijaya ingin berdiri sendiri ya saya rasa Garuda lebih senang, orang Garuda juga ada anak perusahaan, Citilink yang harus diperhatikan," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/11).
Selain itu, menurutnya, perceraian Sriwijaya dan Garuda Indonesia bisa membuat pasar industri penerbangan nasional lebih sehat. Pasalnya, jumlah pemain di industri ini jadi tidak hanya menyisakan dua pemain saja alias oligopoli, yaitu Garuda Indonesia-Sriwijaya dan Lion Air.
"Industri penerbangan tidak oligopoli, ada persaingan, bagus," imbuhnya.
"Saya rasa itu harus kita hormati ya, yang penting bagaimana kita menyelesaikan tentu masalah utang yang akan diperiksa oleh BPKP untuk dari Sriwijaya. Kan mereka harus selesaikan bagaimana utangnya," terangnya.
Hubungan Sriwijaya dan Garuda Indonesia kembali keruh lantaran pemegang saham Sriwijaya menghentikan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia. Kuasa hukum sekaligus pemegang saham Sriwijaya Yusril Ihza Mahendra mengatakan pihaknya semula akan menyelesaikan rancangan perpanjangan perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia pada Kamis (7/11) malam.
Namun, tidak tercapai kesepakatan dalam penyusunan jajaran direksi Sriwijaya. Karenanya, pemegang saham Sriwijaya Air memutuskan untuk bercerai dengan Garuda Indonesia.
Setelah keputusan tersebut diambil, pemegang saham Sriwijaya memutuskan mengangkat jajaran direksi baru yang seluruhnya berasal dari internal perusahaan. Sejalan dengan itu, Sriwijaya juga mengembalikan semua staf yang sebelumnya ditempatkan dan diperbantukan kepada Garuda Indonesia.
Sriwijaya juga akan mengundang Garuda Indonesia untuk duduk satu meja membahas pemutusan kerja sama yang sudah berlangsung selama setahun itu.
"Kami meminta agar BPKP dan auditor independen melakukan audit terhadap Sriwijaya selama manajemen yang direksinya mayoritas berasal dari Garuda Indonesia Group untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguh selama di-manage oleh Garuda Indonesia Group," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/sfr)
ARTIKEL TERKAIT

Menhub Jamin Sriwijaya Laik Terbang Meski Cerai dengan Garuda
Ekonomi 4 minggu yang lalu
Kemenhub Awasi Keselamatan Penerbangan Sriwijaya Air
Ekonomi 4 minggu yang lalu
Erick Thohir Angkat 4 Stafsus, Termasuk Eks Jubir TKN
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Sriwijaya Air Janji Beri Kompensasi ke Penumpang
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Sriwijaya Air Pilih 'Cerai' dengan Garuda Indonesia
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Kisruh dengan Garuda, Sriwijaya Air Tunjuk Dirut Baru
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Mitsubishi Masih Ingin Suplai Xpander ke Garuda Indonesia
Teknologi • 09 December 2019 15:15
Thohir Sentil Dirut Tukang Titip dalam Drama Antikorupsi
Nasional • 09 December 2019 13:53
KPK Akan Selidiki Kasus Harley di Pesawat Garuda Indonesia
Nasional • 08 December 2019 20:20
Ketua MPR Dorong Menteri BUMN Pidanakan Eks Dirut Garuda
Nasional • 08 December 2019 08:19
TERPOPULER

Kru Garuda Kubu Ari Askhara Banjiri Kantor Erick Thohir Bunga
Ekonomi • 8 jam yang lalu
Sri Mulyani Kaji Sistem Gaji Tunggal untuk PNS
Ekonomi 8 jam yang lalu
Kementerian BUMN Kaji Pengganti Direksi Dipecat Karena Harley
Ekonomi 3 jam yang lalu