Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (
BUMN)
Erick Thohir menyambut baik 'perceraian'
Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia. Sebab, pemutusan kerja sama diharapkan bisa membuat Garuda Indonesia fokus menggarap bisnis anak usaha.
"Ya
alhamdulillah, bagus kan. Kalau Sriwijaya ingin berdiri sendiri ya saya rasa Garuda lebih senang, orang Garuda juga ada anak perusahaan, Citilink yang harus diperhatikan," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/11).
Selain itu, menurutnya, perceraian Sriwijaya dan Garuda Indonesia bisa membuat pasar industri penerbangan nasional lebih sehat. Pasalnya, jumlah pemain di industri ini jadi tidak hanya menyisakan dua pemain saja alias oligopoli, yaitu Garuda Indonesia-Sriwijaya dan Lion Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Industri penerbangan tidak oligopoli, ada persaingan, bagus," imbuhnya.
Sementara terkait perseteruan kedua pihak, Erick meminta Garuda Indonesia selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibawahinya untuk mengikuti seluruh proses hukum yang berlaku. Begitu pula bila ada rekomendasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku auditor utang yang ada di kedua perusahaan.
"Saya rasa itu harus kita hormati ya, yang penting bagaimana kita menyelesaikan tentu masalah utang yang akan diperiksa oleh BPKP untuk dari Sriwijaya. Kan mereka harus selesaikan bagaimana utangnya," terangnya.
Hubungan Sriwijaya dan Garuda Indonesia kembali keruh lantaran pemegang saham Sriwijaya menghentikan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia. Kuasa hukum sekaligus pemegang saham Sriwijaya Yusril Ihza Mahendra mengatakan pihaknya semula akan menyelesaikan rancangan perpanjangan perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia pada Kamis (7/11) malam.
Namun, tidak tercapai kesepakatan dalam penyusunan jajaran direksi Sriwijaya. Karenanya, pemegang saham Sriwijaya Air memutuskan untuk bercerai dengan Garuda Indonesia.
"Nota pemberitahuan pengakhiran kerja sama itu dikirimkan ke Garuda, Citilink dan GMF hari ini. Sriwijaya juga memberitahukan secara resmi Menteri Perhubungan bahwa manajemen Sriwijaya kini diambil alih dan dijalankan sendiri oleh Sriwijaya," katanya.
Setelah keputusan tersebut diambil, pemegang saham Sriwijaya memutuskan mengangkat jajaran direksi baru yang seluruhnya berasal dari internal perusahaan. Sejalan dengan itu, Sriwijaya juga mengembalikan semua staf yang sebelumnya ditempatkan dan diperbantukan kepada Garuda Indonesia.
Sriwijaya juga akan mengundang Garuda Indonesia untuk duduk satu meja membahas pemutusan kerja sama yang sudah berlangsung selama setahun itu.
"Kami meminta agar BPKP dan auditor independen melakukan audit terhadap Sriwijaya selama manajemen yang direksinya mayoritas berasal dari Garuda Indonesia Group untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguh selama di-
manage oleh Garuda Indonesia Group," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/sfr)