Bahlil: Tekstil 'Made in Indonesia' Sulit di Tanah Abang

CNN Indonesia
Rabu, 11 Des 2019 18:53 WIB
BKPM memberikan contoh nyata, dengan mengeluhkan sulitnya untuk menemukan produk tekstil dalam negeri di Pasar Tanah Abang.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap permasalahan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional, salah satunya serbuan barang impor.

Bahlil pun memberikan contoh dengan mengeluhkan sulitnya untuk menemukan produk tekstil dalam negeri di Pasar Tanah Abang sebagai pusat perbelanjaan tekstil di Ibu Kota.

"Kalau dicek di pasar-pasar, maupun di Tanah Abang, itu sudah susah kita mendapatkan (tekstil) made in Indonesia," ungkap Bahlil di kantor BKPM, Rabu (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil sebelumnya menggelar pertemuan dengan asosiasi pengusaha tekstil untuk membahas terkait permasalahan-permasalahn seputar industri tersebut.


Bahlil menjelaskan bahwa dalam pembahasan tersebur, terdapat beberapa masalah, seperti tingginya upah tenaga kerja, dan perlunya peremajaan dari pabrik-pabrik tekstil dalam negeri. Masalah itu dinilai akan menyulitkan tekstil dalam negeri untuk bersaing dengan produk-produk impor.

"Harus ada sinergi antara pengusaha dan pemerintah. Regulasi yang harus kita kasih ke mereka (produsen tekstil) itu harus regulasi yang jangan memberatkan," katanya.

Bahlil pun mengakui, bahwa bukan rahasia umum lagi garmen impor kini merajalela, terutama produk-produk dari China. 

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Iwan Lukminto menjelaskan ada enam rekomendasi untuk pemerintah.

"Keenamnya terdiri pada bidang yang berbeda-beda, yakni bahan mentah, pasar, sumber daya manusia, energi dan teknologi, serta lingkungan hidup," kata Iwan.

Rekomendasi tersebut, lanjut Iwan, diharapkan akan menjadi upaya pedagang untuk menghadapi dan kembali bersaing dengan gempuran produk impor. (ara/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER