Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT
Bhanda Ghara Reksa (Persero) Tbk atau BGR Logistics M Kuncoro Wibowo mengaku berinvestasi sebesar Rp270 miliar di
ibu kota baru, Kalimantan Timur. Dana tersebut digunakan untuk menambah armada truk yang bakal mengangkut barang ke ibu kota baru.
Perusahaan mengklaim sudah memiliki kantor di kawasan Kalimantan, yang akan mempermudah operasional perusahaan dalam pengiriman barang ke ibu kota baru.
"Tahun ini kami investasi banyak untuk perlengkapan logistik. Kami persiapkan pembelian armada cukup besar. Kami juga akan bangun
cold storage," imbuh dia, Rabu (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BGR Logistics merupakan perusahaan logistik BUMN. Perusahaan menargetkan meraup pendapatan sebesar Rp1,7 triliun pada 2020 nanti. Optimisme itu dibarengi dengan upaya diversifikasi bisnis perusahaan.
Salah satunya mengembangkan bisnis digital berupa BGR
access. Perusahaan menerima barang bekas elektronik yang sudah rusak untuk ditukar dengan uang tunai. "Harganya nanti bergantung pasar saja. Ada di aplikasi," terang dia.
Di sini, perusahaan juga memiliki sejumlah mitra dalam mengumpulkan barang bekas. Mereka adalah ibu rumah tangga dan pengepul barang bekas.
"Kami tidak bersaing dengan pengepul, kami ganti dari gerobak menjadi Grab. Jadi tidak akan ambil setiap hari, bergantung seberapa banyak," ucap Kuncoro.
Perusahaan juga masuk dalam bisnis pengolahan limbah dengan perannya sebagai pengangkut. Kuncoro bilang perusahaan akan mengangkut limbah elektronik dari rumah tangga, pengepul, dan perusahaan yang mengolah limbah tersebut.
"Kami mengambil peran sebagai pengangkut, di mana kami mengambil barang-barang. Kami akan jemput," jelas dia.
Kuncoro melanjutkan bisnis logistik pada tahun ini terbilang berat karena pesta pemilu dan libur panjang. Akibatnya, pendapatan perusahaan tahun ini diperkirakan cuma Rp1 triliun atau meleset jauh dari target awal, yakni Rp1,6 triliun pada 2019.
"Pendapatan 2019 tidak terlalu bagus. Targetnya Rp1,6 triliun tapi sampai sekarang belum sampai," katanya.
Selain tak mencapai target, pendapatan perusahaan tahun ini juga diprediksi turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,21 triliun. Jika pendapatan perusahaan melorot, Kuncoro bilang laba perusahaan ikut terpengaruh.
"Yang jelas kami diminta labanya Rp80 miliar, tapi itu tidak bisa terealisasi," tandasnya.
(aud/bir)