Buat BBM Ramah Lingkungan, Pertamina Minta Harga CPO Murah

CNN Indonesia
Kamis, 30 Jan 2020 10:02 WIB
Pertamina meminta kepada pemerintah untuk mendukung program bahan bakar ramah lingkungan dengan DMO.
Ilustrasi. Pertamina meminta kepada pemerintah untuk mendukung program bahan bakar ramah lingkungan dengan DMO. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) meminta kepada pemerintah untuk mendukung keberlangsungan program green diesel (diesel ramah lingkungan) dan green gasoline (bahan bakar ramah lingkungan) dengan menerapkan kewajiban Badan Usaha (DMO) terkait harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati kemudian membandingkan kebijakan DMO pemerintah kepada program penerapan 35 ribu mega watt (MW) kepada PT PLN (Persero).

"Kami memerlukan support dari pemerintah terkait dengan DMO dari palm oil-nya. Baik volume maupun harga seperti halnya waktu PLN membangun 35 ribu MW yang memerlukan suplai batubara yang besar," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu (29/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nicke kemudian menyarankan bahwa akan lebih baik apabila pemerintah menerapkan DMO dari sisi volume dan harga dengan menetapkan range batas bawah dan batas atas.

"Batas atas dapat mengamankan sisi jangka panjang. batas bawah menjamin keberlangsungan usaha produsen, karena angka cost production (pengeluaran produksi) ditambah margin, dan selling price (harga jual). (Sehingga) menjaga keberlangsungan bisnis Pertamina. Ini yang kami usulkan," ungkapnya.

Di sisi lain, Nicke juga memaparkan permasalahan dari sisi pajak CPO. Ia menyebut banyaknya proses pajak dapat memberatkan produksi dan implementasi program B100 serta bahan bakar ramah lingkungan.

"Lalau sekarang dari CPO diproses menjadi biodiesel, tentu ada pajak pertambahan nilai (PPN). Nanti dari biodiesel diproses, kena lagi. Kalau nanti sudah B100, sudah ada proses di luar kilang. Kita perlu lihat secara utuh supaya dapat meningkatkan competitiveness (daya saing) dari harga, dari green gasoline dan green diesel yg kami hasilkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina merencanakan program produksi B100 yang akan mulai dilaksanakan pada 2024. Rencananya, B100 yang merupakan produk dari bahan turunan minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) yakni Refine Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO).

B100 tersebut dicanangkan dapat menindaklanjuti proses pembuatan B40 dan B50, serta bahan bakar ramah lingkungan.

"(Kilang) Plaju juga akan dapat menghasilkan green diesel dan green avtur. Ini bisa (dilakukan dengan) B100. Jadi CPO dicampur dengan hidrogen, untuk ini kami perlu juga menyiapkan suplai dari hidrogen," jelas Nicke.

[Gambas:Video CNN] (ara/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER