Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan
Bank Dunia menunjukkan Indonesia mengalami pertumbuhan
kelas menengah dari 7 persen menjadi 20 persen. Dalam riset berjudul
Aspiring Indonesia - Expanding the Middle Class, sebanyak 52 juta orang Indonesia masuk ke dalam kelas menengah tersebut.
Konsumsi kelas menengah pun naik sebesar 12 persen sejak 2002. Pada 2002, konsumsi kelas menengah hanya 21 persen dari total konsumsi di Indonesia.
Angka konsumsi ini terus meningkat pada 2016 sebesar 43 persen dari total konsumsi rumah tangga Indonesia atau sekitar Rp1.260 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Dunia mengungkap konsumsi kelas menengah yang tumbuh pesat ini telah membantu mempercepat pertumbuhan konsumsi di neraca ekonomi nasional.
"Dan sekarang merepresentasikan setengah dari konsumsi rumah tangga Indonesia," tulis riset Bank Dunia.
Sebagai perbandingan, total pertumbuhan konsumsi rumah tangga rata-rata hanya 6,3 persen per tahun selama periode yang sama. Bahkan, untuk kelas menengah harapan (satu tingkat di bawah kelas menengah) total pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya berada di kisaran 4,6 persen.
Sedangkan, total konsumsi rumah tangga miskin turun 0,4 persen setiap tahun secara riil dan tumbuh 0,9 persen setiap tahun untuk yang rentan.
"Ini adalah sebuah alasan utama untuk menumbuhkan kelas menengah, namun pemerintah juga harus mempertahankan fokus pada pengurangan kemiskinan dan kerentanan," tulis riset tersebut.
Dalam laporan Bank Dunia, kelas menengah lebih memilih membelanjakan pendapatan untuk barang non-makanan. Hal ini berbeda dengan kelas-kelas lainnya yang mayoritas menghabiskan pengeluaran untuk makanan.
Sebagian besar orang Indonesia menghabiskan sebagian besar uang mereka untuk makanan. Makanan mewakili 60 hingga 62 persen konsumsi untuk kelas orang miskin dan rentan dan 56 persen untuk kelas menengah harapan.
Dengan kemakmuran yang lebih besar, kelas menengah menghabiskan lebih banyak untuk kesehatan dan pendidikan.
[Gambas:Video CNN] (age/bir)