Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan internasional
Cathay Pacific meminta 27 ribu karyawannya untuk
cuti sukarela tanpa dibayar selama tiga pekan penuh. Kebijakan tersebut ditempuh karena
perusahaan tengah dilanda krisis.
Melansir AFP, Rabu (5/2), CEO Cathay Pacific Agustus Tang menyatakan krisis perusahaan terjadi karena karena penyebaran wabah Virus Corona yang semakin meluas.
Selain wabah Virus Corona, bisnis maskapai ini juga melemah karena kerusuhan dan protes masyarakat Hong Kong selama berbulan-bulan pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas krisis itulah, para pimpinan Cathay memutuskan untuk mempertahankan dana yang ada saat ini untuk melindungi bisnis.
"Saya menyadari ini tidak adil. Dan kami mungkin perlu mengambil langkah yang lebih jauh ke depan. Namun, dengan mendukung skema cuti khusus, Anda akan sangat membantu dalam keadaan yang dibutuhkan ini," kata Tang.
Keputusan Cathay ini berlaku untuk semua karyawan, mulai dari
frontliner hingga para pemimpin senior. Penyebaran wabah Virus Corona belakangan ini memang membuat penerbangan menjadi sepi.
Kondisi tersebut membuat jumlah penumpang pesawat turun. Cathay pun menyusul puluhan maskapai internasional yang menunda sementara penerbangan menuju China untuk mencegah penyebaran Virus Corona. Mereka telah mengurangi penerbangan ke daratan China sebesar 90 persen.
Langkah yang dilakukan Cathay untuk mengatasi krisis yang tengah melanda juga termasuk meminta para pemasok untuk menurunkan harga produk mereka.
"Dengan keadaan yang tidak pasti, mempertahankan dana kami yang ada saat ini adalah kunci untuk melindungi bisnis kami," ujar Tang.
[Gambas:Video CNN] (ang/agt)