Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga
Saham Gabungan (
IHSG) terus lesu 'terinfeksi'
virus corona. Berdasarkan
RTI Infokom, IHSG tercatat berada di level 5.337 pada pukul 14.48 WIB, Jumat (28/2). Jika dilihat sejak awal tahun hingga posisi sekarang (
year-to-date), indeks tercatat anjlok hingga 15,27 persen.
Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot menilai pelemahan IHSG sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia.
"Pelemahan IHSG beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia yang dilatarbelakangi oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekar mengungkap OJK akan memperhatikan perkembangan dan dinamika pasar saham baik domestik, regional dan global. Menurutnya, OJK akan berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai kewenangan.
Sebelumnya, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee melihat pelemahan pasar saham karena infeksi virus corona yang semakin masif.
"Market rontok karena WHO memutuskan virus corona menjadi epidemi. Kekhawatiran endemi terhadap ekonomi memukuk pasar saham," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/2).
Menurut Hans, investor pun mulai menghitung laba perusahaan 2020 akibat virus corona sehingga membuat pasar saham di sebagian besar negara rontok, termasuk Indonesia. Terpantau Indeks Nikkei 225 di Jepang rontok hingga 3,48 persen, Hang Seng di Hong Kong turun 2,35 persen. Indeks Dow Jones di AS amblas hingga 4,42 persen.
Hans menambahkan bagi-bagi dividen perusahaan
bluechips seperti PT BRI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Hans memprediksi pasar kembali menguat pada Maret. Penguatan ini sejalan dengan proyeksi 'bangkitnya' produksi di China usai terpukul virus corona.
[Gambas:Video CNN] (age/agt)