Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Bank Indonesia (
BI) mencatatkan penjualan
pakaian tumbang 27,5 persen per Januari 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren penurunan
penjualan eceran pakaian diperkirakan berlanjut lebih dalam pada Februari 2020 lalu.
Tak cuma pakaian, BI menyebut, penjualan suku cadang dan aksesori juga melambat, yakni tumbuh hanya 6,2 persen pada Januari 2020. Padahal, pada Desember 2010, penjualan suku cadang meningkat 15,7 persen.
Akibatnya, Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2020 tercatat 217,5 atau terkontraksi 0,3 persen. Kendati melambat, namun perlambatannya masih lebih baik ketimbang bulan sebelumnya, negatif 0,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IPR Februari 2020 di posisi 214 atau turun 1,9 persen, lebih dalam dibanding Januari 2020 karena kontraksi penjualan terjadi pada sejumlah kelompok komoditas, sandang dan peralatan informasi dan komunikasi, suku cadang dan aksesori, makanan, minuman dan tembakau," tulis survei BI, Selasa (10/3).
Berdasarkan wilayahnya, penjualan eceran turun di sejumlah kota, seperti Medan -8,8 persen, Denpasar -5,3 persen, dan Banjarmasin -2,5 persen, serta Bandung -0,3 persen.
Sementara itu, beberapa kota lainnya terpantau melambat, seperti Manado 13,7 persen, Surabaya 5,1 persen, dan Makassar 1,1 persen.
Kendati penjualan eceran awal tahun melempem, responden dalam survei cukup percaya diri kondisinya akan membaik pada 3-6 bulan mendatang (April-Juli 2020).
Buktinya, Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan mendatang sebesar 141,3 atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, yaitu 131,5. IEP Juli lebih tinggi lagi di kisaran 142,5.
[Gambas:Video CNN] (bir/agt)