MARFEST 2020 Perkenalkan Siswa pada Ragam Industri Kreatif

CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2020 13:58 WIB
Selama tiga hari, siswa SMK Raden Umar Said Kudus mendapat kesempatan belajar dengan cara baru dengan didampingi 12 tokoh lintas ilmu dan profesi.
MARFEST 2020 mengusung semangat merdeka belajar. (Foto: MARFEST)
Jakarta, CNN Indonesia -- SMK Raden Umar Said Kudus menggelar MARFEST atau Maret Festival pada 12-14 Maret 2020. MARFEST adalah sebuah ajang multi-event yang mengusung semangat merdeka belajar, dengan mendatangkan 12 tokoh lintas ilmu dan profesi. Festival ini memiliki sejumlah acara seperti Kelas Inspiratif, Pameran Karya, sampai Peragaan Busana dan Musik.

Sekolah animasi yang juga merupakan SMK binaan Djarum Foundation tersebut menghadirkan tokoh-tokoh pilihan untuk memberi materi tentang beragam topik yang berhubungan erat dengan dunia kerja. Para tokoh itu antara lain adalah VP Marketing Management Indihome Aulia Marinto, sutradara Naya Anindita, seniman Butet Kartaredjasa, penulis naskah Bene Dion, CEO Kumata Studio Daryl Wilson, CEO Temotion-Tempo Animation Chandra Endroputro, komposer Aghi Narottama, komikus Mice Cartoon, sampai Eka Adrianie, Mia Utari, serta sineas Mahesa Desaga.

Ita Sembiring, praktisi pendidikan dan penggagas MARFEST mengungkapkan bahwa acara ini digelar untuk memperkenalkan "merdeka belajar", paradigma yang mendorong kebebasan masing-masing institusi pendidikan yang memberi kesempatan belajar sesuai minat bagi peserta didik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelak, otonomi ini diyakini dapat menghasilkan inovasi dan memberdayakan siswa agar cepat adaptif dengan dunia kerja. Selain itu, MARFEST juga memberi bekal 'ilmu bertahan hidup' sehingga siswa jadi lulusan yang kompeten.

"Sebagai praktisi pendidikan, saya banyak bergaul sama anak-anak yang saya lihat sebenarnya mereka bagus secara skill, tapi ilmu masyarakat, ilmu hidupnya kurang," ujar Ita tentang ide awal MARFEST kepada CNNIndonesia.com.
MARFEST 2020 Perkenalkan Siswa pada Ragam Industri KreatifPenyelenggaraan MARFEST 2020 di SMK Raden Umar Said, Kudus, pada 12-14 Maret. (Foto: MARFEST)
Ita menjelaskan, mendapat ilmu bisa di mana saja. Ia menegaskan bahwa proses belajar seharusnya berjalan 'fun, fantastic, and free'. Konsep tersebut lantas diusung dalam penyelenggaraan MARFEST, nama yang ia akui terinspirasi dari Marvel, sebuah perusahaan hiburan AS yang berangkat dari komik.

Hal itu didukung oleh Program Associate Djarum Foundation Galuh Paskamagma. Ia menyebut MARFEST sebagai upaya mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja di Revolusi Industri 4.0.

"Melalui Kelas Inspiratif ini siswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga praktik yang langsung diberikan oleh pemateri yang ahli di bidangnya. Kelas Inspiratif bebas diikuti dan dipilih oleh siswa, sesuai dengan minat dan ketertarikannya. Hal ini selaras konsep Merdeka Belajar yang sudah diterapkan di SMK Raden Umar Said Kudus, di mana para siswa bebas menentukan materi belajar sesuai dengan ketertarikan siswa," ungkapnya.

Secara khusus, CEO Temotion Chandra Endroputro menilai ketersediaan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih amat terbatas sebagai kendala dunia animasi Indonesia saat ini. Meski, katanya, industri animasi dalam negeri mengalami perkembangan baik dalam 10 tahun terakhir.

"Industri kita kan masih awal banget. Animasi 3D saja di Indonesia baru mulai tahun 1990-an, serial animasi baru mulai tahun 2010-an. Kita memang masih hijau, tapi dengan prestasi atau karya yang sebenarnya sudah cukup lumayan," katanya.

Chandra mengungkapkan, saat ini ada delapan studio animasi di Indonesia yang mempekerjakan sedikitnya 100 karyawan. Selain itu, tak sedikit dari mereka yang mengerjakan animasi yang tayang di luar negeri.

Perkembangan positif tersebut mengukuhkan optimisme Chandra akan masa depan industri animasi Indonesia. Menurutnya saat ini yang terjadi adalah lingkaran setan yang terfokus pada ketersediaan tenaga kerja.

"Siapa yang harus memulai? Ya sebenarnya studio animasi yang harus memulai, dia harus memulai produksi dengan keterbatasan itu. Lama-lama, [kebutuhan tenaga kerja] akan terpenuhi," ucap Chandra seraya kembali menekankan Indonesia mampu menghasilkan produk yang layak di mata internasional.

Optimisme serupa diyakini pula oleh Ita. Ia berharap festival seperti MARFEST akan berkelanjutan, terlebih setelah melihat antusiasme peserta.

"[MARFEST] ini juga animonya bagus banget, murid-murid juga seneng, enggak cuma dari RUS, dari luar juga. Belajar itu harus fun and fantastic, kalau bisa free, karena kelas ini juga semua free," ujar Ita. (rea)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER