Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Dunia dan Organisasi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/
IMF) akan menggelontorkan dana untuk membantu negara-negara di dunia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi
virus corona atau Covid-19. Namun, belum diketahui berapa besar bantuan dari kedua lembaga internasional itu.
Hal ini diungkap oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo usai mengikuti pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G20. Pertemuan itu diselenggarakan melalui video conference pada Senin (23/3) malam.
Perry mengatakan IMF berencana membantu negara-negara dunia dengan penyesuaian kebijakan
special drawing right. Ini merupakan aset cadangan mata uang asing pelengkap yang ditetapkan dan dikelola oleh IMF.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mekanisme umum yang biasa dilakukan adalah IMF mencairkan aset tersebut untuk kemudian disuntikkan sebagai likuiditas tambahan kepada sistem ekonomi global. Dalam kebijakan tersebut, aset hanya bisa dicairkan ke lima mata uang di dunia, yaitu dolar Amerika Serikat, euro Eropa, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris.
"IMF merencanakan akan
special drawing right dan menyediakan
swap line kepada seluruh negara, karena ini masalah di global, tanpa persyaratan apapun," ujar Perry, Selasa (24/3).
Sementara Bank Dunia, katanya, akan mengeluarkan kebijakan dukungan pendanaan bagi negara-negara, khususnya negara berkembang dalam menghadapi tekanan ekonomi di tengah pandemi corona. Tujuannya, agar dana tersebut bisa digunakan sebagai tambahan stimulus kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Bank Dunia juga meningkatkan pendanaan kepada negara-negara, khususnya negara
emerging. Tentu saja ini akan terus ditindaklanjuti oleh lembaga-lembaga internasional tadi," katanya.
Kendati begitu, belum ada elaborasi lebih lanjut mengenai besaran bantuan dari kedua lembaga internasional itu. Sebelumnya, Perry mengatakan para negara-negara forum G20 akan melakukan aksi bersama (
joint action) dalam merancang kebijakan untuk meredam dampak corona.
"Bagaimana pandemi global ini bisa kemudian diatasi dengan
joint action. Bagaimana kebijakan-kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan itu dilakukan secara bersama secara global dengan tentu saja kewenangan masing-masing negara," tuturnya.
Pandemi virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China terus menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Data penyebaran virus corona dari Johns Hopkins CSSE pada Selasa (24/3) pukul 17.00 WIB, jumlah kasus positif di dunia mencapai 383.944 dengan jumlah pasien sembuh 101.911 orang dan meninggal 16.595 orang.
Sementara berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (24/3) pukul 17.00 WIB, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 686 kasus, di mana 55 orang meninggal dunia dan 30 orang sembuh.
[Gambas:Video CNN] (uli/age)