Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau
BTN menyiapkan dana senilai Rp275 miliar untuk membeli kembali (
buyback) saham perseroan dengan kode emiten BBTN di pasar sekunder.
Buyback saham dilakukan sebagai langkah menjaga kestabilan harga saham perusahaan di tengah pelemahan bursa efek akibat tekanan kekhawatiran pandemi virus corona atau covid-19.
Direktur Finance, Planning, and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan
buyback saham akan dilakukan tanpa melalui RUPS sesuai izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pembelian saham dilakukan dengan memberi insentif jangka panjang (
Long Term Incentive/LTI) kepada pengurus bank dan pegawai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan skema ini, dana LTI ke pengurus dan pegawai perusahaan bisa digunakan untuk membeli saham BBTN. Nixon optimistis langkah ini tidak akan mengganggu bisnis bank pelat merah, justru bisa meningkatkan peran dan kepercayaan pengurus dan pegawai kepada perusahaan, serta meningkatkan kinerja BTN.
"Karena peruntukannya ditujukan untuk pengurus bank dan pegawai BTN, diharapkan dapat mendorong pelaksanaan budaya berbasis kinerja sekaligus meningkatkan nilai kapitalisasi dan stabilisasi harga saham perseroan," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (30/3).
Lebih lanjut ia menjelaskan
buyback saham dengan anggaran Rp275 miliar akan dilakukan dalam tiga tahap.
Pertama, sebanyak Rp137,5 miliar atau 50 persen dari alokasi akan digunakan untuk
buyback pada tahun ini.
Kedua, sebanyak Rp68,75 miliar atau 25 persen dari alokasi digunakan pada 2021.
Ketiga, sisa 25 persen lainnya untuk pelaksanaan di 2022.
"Perseroan telah menunjuk perusahaan sekuritas sebagai perantara pedagang efek untuk melakukan pembelian saham tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta 12 perusahaan negara untuk melakukan buyback saham guna menjaga stabilitas harga saham masing-masing perseroan di tengah anjloknya perdagangan saham.
Yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan BTN. Lalu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Kemudian, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan kementerian sudah berkoordinasi dengan para perusahaan.
"Nilainya sekitar Rp7 triliun-Rp8 triliun yang akan dilakukan (
buyback)," terang Arya.
Sementara, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kurang bergairah. IHSG yang masih berada di kisaran 6.000 pada awal tahun ini terus turun hingga menyentuh 4.000.
Pada perdagangan siang ini, IHSG berada di level 4.358,53 atau melemah 4,11 persen dari akhir perdagangan Jumat (27/3) lalu. Perdagangan sempat dibekukan sementara (
trading halt) pada pukul 10.20 WIB karena pelemahan indeks menyentuh 5 persen.
[Gambas:Video CNN] (uli/bir)