Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Pertanian memastikan pasokan
cabai aman jelang ramadan dan lebaran 2020. Bahkan, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menuturkan cabai surplus. Artinya, produksi lebih banyak dibandingkan kebutuhannya.
"Berdasarkan data
Early Warning Systems (EWS) diperkirakan produksi cabai dibanding kebutuhannya secara nasional, masih surplus," ujarnya melalui keterangan tertulis akhir pekan lalu.
Lebih lanjut Prihasto merinci produksi aneka cabai pada Maret 2020 sebanyak 203.057 ton. Sementara, kebutuhannya hanya sebesar 174.219 ton. Artinya, ada surplus 28.838 ton cabai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, sambung dia, produksi apda April 2020 diperkirakan mencapai 217.588 ton, dengan kebutuhan 178.594 ton. "Sehingga, ada surplus 38.994 ton," jelasnya.
Selanjutnya, produksi Mei 2020 diproyeksi 217.258 ton dengan total kebutuhan 182.634 ton. Dengan begitu, masih ada surplus sekitar 34.624 ton.
"Begitu pula dengan produksi Juni yang diperkirakan 196.644 ton, dengan kebutuhan 174.219 ton. Surplusnya 22.425 ton," ungkap Prihasto.
Namun, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per Selasa (31/3), harga aneka cabai kompak naik, kecuali jenis cabai merah keriting. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya hingga Rp3.550 per kilogram (Kg) untuk cabai rawit hijau.
Harga cabai rawit hijau terpantau naik 9,86 persen menjadi rata-rata Rp39.550 per Kg. Di Tarakan, Kalimantan Utara, harganya bahkan melonjak hingga Rp75.650 per Kg.
Kemudian, jenis cabai rawit merah dibanderol Rp55.150 atau naik 10,97 persen (Rp5.450 per Kg). Di Palembang, Sumatera Selatan, harga cabai rawit merah tembus Rp62 ribu per Kg.
Lalu, cabai merah besar dipatok Rp37.600 per Kg atau naik 4,01 persen (Rp1.450 per Kg). Harga rata-rata nasional itu terpaut jauh dibanding harga cabai merah besar di Lampung sebesar Rp72.500.
[Gambas:Video CNN] (bir/age)