Bank Dunia Siapkan 6 Jurus Lawan Corona

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2020 17:10 WIB
Bank Dunia merekomendasikan enam kebijakan untuk meredam dampak wabah virus corona. Salah satunya menutup akses wilayah.
Bank Dunia merekomendasikan enam kebijakan untuk meredam dampak wabah virus corona. Salah satunya menutup akses wilayah. (AP/Jean-Francois Badias).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia memperkirakan wabah virus corona (covid-19) akan menekan laju perekonomian dan menghambat upaya pengentasan kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Untuk menghadapi guncangan itu, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik harus bertindak cepat, kooperatif, dan dalam skala besar.

"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki ketahanan dan potensi kemampuan untuk melewati krisis, tetapi negara-negara harus bertindak cepat dan pada skala yang sebelumnya tidak pernah dilakukan," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa dalam keterangannya, dikutip Selasa (31/3).

Bank Dunia merekomendasikan enam kebijakan utama yang dapat diambil oleh pengambil kebijakan di tengah pandemi corona. Rekomendasi ini tertuang dalam Laporan Ekonomi Bank Dunia "Asia Timur dan Pasifik di Masa Covid-19".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, sesuaikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi makro. Dalam hal ini, langkah pengendalian transmisi seperti penutupan akses wilayah dan larangan bepergian dibarengi dengan kebijakan moneter, fiskal dan struktural untuk meredam dampaknya terhadap ekonomi.

Dengan kata lain upaya "meratakan kurva pandemi" dilakukan secara paralel dengan upaya "meratakan kurva resesi". Beberapa negara yang berhasil adalah Singapura dan Korea Selatan.

Kedua, tingkatkan kapasitas perawatan kesehatan untuk memenuhi kemungkinan lonjakan permintaan pada periode pandemi yang berkepanjangan.

Ketiga, sesuaikan kebijakan fiskal dan moneter untuk memenuhi krisis covid-19. Misalnya, pemerintah memberikan perlindungan sosial atau subsidi saat pekerja diwajibkan tinggal di rumah.

Keempat, di sektor finansial, permudah akses kredit untuk rumah tangga untuk mengurangi kesulitan konsumsi, serta permudah akses ke likuiditas bagi perusahaan untuk membantu mereka bertahan dari guncangan ekonomi saat ini.

Kelima, kebijakan perdagangan harus tetap terbuka untuk mempertahan pasokan esensial bagi konsumen domestik. Keenam, tingkatkan kerja sama internasional dan kembangkan kemitraan swasta pemerintah, khususnya untuk memastikan pasokan produk medis utama.

"Selain aksi nasional yang berani, kerja sama internasional yang lebih dalam bisa menjadi vaksin yang paling efektif untuk melawan ancaman ini. Negara-negara di Asia Timur dan Pasifik serta di tempat lain harus melawan penyakit ini bersama-sama, menjaga perdagangan tetap terbuka dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi makro," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.

Wabah ini telah mengganggu aktivitas perekonomian di berbagai sektor seperti perdagangan, pariwisata, manufaktur dan ritel. Laporan ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini melambat dari 5,8 persen menjadi 2,1 persen dengan skenario baseline. Jika kondisi memburuk, laju ekonomi bisa tertekan hingga minus o,5 persen.

Apabila dirinci, pertumbuhan ekonomi China akan melambat proyeksi awal 6,1 persen menjadi 2,3 persen dalam skenario baseline dan 0,1 persen dalam skenario lebih rendah.


Sementara, di luar China, pertumbuhan ekonomi kawasan diperkirakan melambat menjadi 1,3 persen untuk skenario baseline dan minum 2,9 persen dalam skenario lebih rendah, dari proyeksi semula 4,7 persen.

Perlambatan laju ekonomi akan berimbas pada jumlah orang miskin di kawasan. Bank Dunia memperkirakan, jumlah orang yang akan keluar dari kemiskinan akan berkurang hampir 24 juta dibanding bila tidak ada pandemi wabah virus corona.

Jika situasi ekonomi memburuk, dan skenario lebih rendah yang terjadi, maka jumlah penduduk miskin bertambah sekitar 11 juta orang. Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan hampir 35 juta orang akan keluar dari kemiskinan di Asia Timur dan Pasifik tahun ini, di mana 25 juta di antaranya berasal dari China.

Sebagai catatan, Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan sebesar US$5,5 per hari atau sekitar Rp88 ribu per hari (asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS).

[Gambas:Video CNN] (sfr/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER